Kamis 23 Jul 2020 06:05 WIB

Kekerasan Anak Sampai Juli Ini Hampir Empat Ribu Kasus

Anak rentan menjadi korban kekerasan dalam masa pandemi covid-19

Rep: Rizky Surya/ Red: Hiru Muhammad
Kampanye Antikekerasan Perempuan dan Anak. Peserta aksi dari Himpaudi menggelar kampanye antikekerasan terhadap perempuan dan anak di Malioboro, Yogyakarta, Selasa (10/12).
Foto: Republika/ Wihdan
Kampanye Antikekerasan Perempuan dan Anak. Peserta aksi dari Himpaudi menggelar kampanye antikekerasan terhadap perempuan dan anak di Malioboro, Yogyakarta, Selasa (10/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) mendata hampir empat ribu kekerasan anak dari awal hingga pertengahan tahun ini. Kementerian PPPA memantau peran keluarga dalam pengasuhan makin berat di era digital dan pandemi covid-19.

Berdasarkan Data Kementerian PPPA, terdapat 3.928 kasus kekerasan terhadap anak-anak yang dilaporkan sejak Januari sampai 17 Juli 2020. Masih tingginya angka kekerasan juga tergambarkan dari hasil Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja tahun 2018 oleh Kementerian PPPA menyebutkan 2 dari 3 anak dan remaja pernah mengalami kekerasan sepanjang hidupnya.

"Menjadi keprihatinan bagi kita semua bahwa angka kekerasan terhadap anak sangat tinggi. Pekerjaan rumah kita masih banyak," kata Menteri PPPA, Bintang Puspayoga dalam keterangan pers yang diterima Republika, Rabu (22/7).

Bintang menyebut anak rentan menjadi korban kekerasan dalam masa pandemi covid-19 karena orangtua memiliki beban ganda. Dalam satu waktu, orang tua harus mendidik, mendampingi, menemani anak belajar sekaligus tetap bekerja. Kondisi ini membuat tingkat stres sebagian orang tua meningkat."Tantangan tugas pengasuhan ini menjadi tugas dan tanggung jawab bersama ayah dan ibu, keduanya memiliki peran yang sama," ujar Bintang.

Bintang menyarankan jika orangtua menemui kesulitan dalam pengasuhan, maka bisa memanfaatkan layanan konseling di 135 Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) binaan Kementerian PPPA yang tersebar di Indonesia.

Bintang mendorong keluarga Indonesia menjadi lembaga pertama dan utama dalam memberikan perlindungan kepada anak hingga menghasilkan generasi berkualitas."Sudah menjadi tugas kita bersama untuk memberikan ruang yang nyaman, aman, dan ramah bagi anak untuk tumbuh dan berkembang dalam kondisi apapun," kata Bintang. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement