REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penemuan baru mungkin bisa mengubah sejarah mengenai kedatangan manusia di Amerika. Dalam studi baru, sejumlah ilmuwan menemukan artefak yang diperkirakan berasal dari peristiwa pada 26.000 tahun lalu.
Artefak itu ditemukan di sebuah gua Chiquihuite di Meksiko. Temuan ini membuat banyak orang bertanya tentang kapan sebenarnya manusia tiba di Amerika. Meskipun ditemukan banyak artefak, tidak ada temuan DNA atau apa pun yang menunjukkan keberadaan manusia di sana.
Sebagian besar arkeolog pada abad ke-20 setuju bahwa manusia telah menyeberangi wilayah darat Beringia, dari Siberia ke Amerika Utara ketika mundurnya lapisan es di Bumi. Peristiwa itu membuka koridor migrasi, sekitar 13.000 tahun yang lalu. Namun, beberapa dekade lalu, para peneliti mulai menemukan situs di Amerika, lebih lama dari yang diperkirakan.
Saat ini, penulis studi terbaru yang meneliti Gua Chiquihuite di Meksiko menunjukkan bahwa sejarah keberadaan manusia di Amerika mungkin dua kali lebih panjang.
Ciprian Ardelean, seorang arkeolog di Autonomous University of Zacatecas bersama rekan-rekannya melihat bahwa manusia mulai tinggal di wilayah tengah Meksiko setidaknya 26.500 tahun lalu.
Studi yang diterbitkan di jurnal Nature dan dipasangkan dengan studi lain yang menyajikan pandangan yang lebih luas di 42 situs manusia purba yang dikenal di seluruh Amerika Utara dari Selat Bering ke Virginia.
Data dari situs-situs tersebut digunakan untuk memodelkan masyarakat Amerika yang jauh lebih awal. Ini membantu para ilmuwan menata kembali tidak hanya kapan tetapi bagaimana orang pertama mencapai dan mengisi wilayah baru.
Model ini menampilkan sejumlah situs arkeologi, termasuk Chiquihuite yang menarik, tetapi cukup kontroversial. Para ahli tidak setuju apakah situs tersebut benar-benar membuktikan keberadaan manusia.