Wednesday, 22 Rabiul Awwal 1446 / 25 September 2024

Wednesday, 22 Rabiul Awwal 1446 / 25 September 2024

Bamsoet Ingatkan Pemda Bijak Longgarkan Pembatasan Sosial

Senin 27 Jul 2020 13:53 WIB

Red: Ichsan Emrald Alamsyah

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo berbagi kisah hidup kepada para siswa dalam program Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) secara virtual di SMAN 6 Jakarta. etua MPR RI Bambang Soesatyo mengingatkan semua pemerintah daerah (Pemda) untuk semakin bijaksana dan lebih mengutamakan aspek kehati-hatian dalam melonggarkan ketentuan pembatasan sosial atau menerapkan pola hidup baru atau Normal Baru.

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo berbagi kisah hidup kepada para siswa dalam program Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) secara virtual di SMAN 6 Jakarta. etua MPR RI Bambang Soesatyo mengingatkan semua pemerintah daerah (Pemda) untuk semakin bijaksana dan lebih mengutamakan aspek kehati-hatian dalam melonggarkan ketentuan pembatasan sosial atau menerapkan pola hidup baru atau Normal Baru.

Foto: istimewa
Bamoset meminta Pemda tidak paksakan pelonggaran pembatasan sosial

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengingatkan semua pemerintah daerah (Pemda) untuk semakin bijaksana dan lebih mengutamakan aspek kehati-hatian. Terutama melonggarkan ketentuan pembatasan sosial atau menerapkan pola hidup baru atau Normal Baru.

Menurut dia, kalau masih ada kelompok-kelompok masyarakat menolak melaksanakan protokol kesehatan, penerapan kenormalan baru sebaiknya tidak dipaksakan."Kalau pelanggaran protokol kesehatan masih marak sebagaimana terlihat pada sejumlah kota di pulau Jawa, itu berarti pemerintah daerah masih gagal. Karena sebagian masyarakatnya belum berkesadaran penuh akan pentingnya mematuhi dan melaksanakan protokol kesehatan," kata Bambang Soesatyo(Bamsoet) dalam keterangannya di Jakarta, Senin (27/7).

Dia menilai, maraknya pelanggaran protokol kesehatan masih terlihat di Jakarta dan sejumlah kota di Jawa Timur, kecenderungan itu terlihat dari lonjakan kasus baru di dua wilayah tersebut.

Menurut dia, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengakui bahwa penyebab lonjakan kasus COVID-19 di wilayah tersebut adalah ketidakpatuhan sebagian masyarakat pada protokol kesehatan.