Rabu 29 Jul 2020 07:01 WIB

4 Hal Penting Soal Tanggal Kedaluarsa Obat

Tanggal kedaluarsa pada kemasan obat merupakan sebuah "garansi" dari produsen obat.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Obat-obatan (ilustrasi). Produsen menjamin obatnya bekerja dengan baik selama digunakan sebelum tanggal kedaluarsa.
Foto: Republika/Prayogi
Obat-obatan (ilustrasi). Produsen menjamin obatnya bekerja dengan baik selama digunakan sebelum tanggal kedaluarsa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pernah menemukan obat yang sudah kedaluarsa masih tersimpan rapi di dalam kotak obat? Amankah bila obat tersebut tetap digunakan?

Setidaknya ada empat hal yang perlu diketahui terkait tanggal kedaluarsa pada obat. Berikut ini adalah keempat hal tersebut seperti dilansir Health 24.

Baca Juga

Arti sebenarnya

Tanggal kedaluarsa pada kemasan obat pada dasarnya merupakan sebuah "garansi" dari produsen obat. Artinya, produsen obat menjamin obat tersebut bekerja dengan baik selama digunakan sebelum tanggal kedaluarsa. Bila obat tetap digunakan setelah melewati tanggal kedaluarsa, apapun yang terjadi bukan tanggung jawab pihak produsen obat.

Faktor risiko

Food and Drug Administration (FDA) telah mewajibkan pencantuman tanggal kedaluarsa obat sejak tahun 1970-an. Ada risiko yang mungkin terjadi bila obat digunakan setelah melewati tanggal kedaluarsa. Beberapa di antaranya adalah perubahan komposisi zat kimia akibat paparan, penurunan kekuatan, dan kemungkinan adanya pertumbuhan bakteri pada beberapa jenis obat.

Akan tetapi, studi pada 1980-an yang melibatkan lebih dari 100 jenis obat menunjukkan bahwa 90 persen dari obat-obatan tersebut aman digunakan, bahkan 15 tahun setelah tanggal kedaluarsa. Obat-obatan dalam studi ini meliputi obat resep dokter dan juga obat over the counter atau obat bebas.

Umumnya, sebagian besar obat yang masih efektif setelah masa kedaluarsa adalah obat dalam bentuk tablet atau kapsul. Akan tetapi, tanggal kedaluarsa pada obat dalam bentuk cair atau obat yang harus disimpan dalam kulkas tak boleh diabaikan.

Tanggal kedaluarsa juga penting diperhatikan untuk obat antibiotik. Semakin lama, obat antibiotik akan semakin lemah. Antibiotik yang tak efektif akan "melatih" penyakit untuk menjadi lebih resisten terhadap antibiotik.

Penyimpanan adalah kunci

Cara penyimpanan obat juga sangat penting untuk diperhatikan. Cara menyimpan obat yang salah dapat membuat masa penyimpanan obat menjadi lebih pendek.

Obat sebaiknya disimpan dalam kondisi kering, sejuk, dan tanpa paparan cahaya langsung. Artinya, hindari menyimpan obat dalam kabinet atau tempat penyimpanan yang ada di dalam kamar mandi karena area tersebut memiliki tingkat kelembapan tinggi.

Pahami konteks kedaluarsa

Beberapa obat seperti antibiotik, Epi-pen, dan obat tetes mata tak bisa bertahan lama setelah melewati masa kedaluarsa. Akan tetapi, obat penahan nyeri dalam bentuk pil seperti parasetamol dan aspirin bisa bertahan lebih lama setelah melewati tanggal kedaluarsa.

Selain itu, konteks juga penting untuk diperhatikan. Menurut Harvard School Medical, obat yang baru sebulan melewati tanggal kedaluarsa tentu lebih poten dibandingkan obat yang telah lima tahun melewati tanggal kedaluarsa.

Dampak yang mungkin terjadi bila obat tak bekerja dengan baik juga perlu dipertimbangkan. Obat alergi kedaluarsa yang tak bekerja mungkin tidak sampai membahayakan jiwa. Akan tetapi, obat jantung yang tak bekerja tentu akan berkaitan dengan risiko hidup dan mati penggunanya.

Bila menemukan obat kedaluarsa di rumah, akan jauh lebih baik bila berkonsultasi terlebih dahulu ke apoteker terdekat sebelum memutuskan untuk menggunakannya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement