REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Prof Nizam mengatakan mahasiswa mengalami kendala paling banyak pada tidak tersedianya jangkauan atau konektivitas internet selama pelaksanaan pendidikan jarak jauh (PJJ). Dua kendala lainnya, yakni jaringan internet yang lambat dan biaya.
"Paling banyak yang dikeluhkan adalah masalah konektivitas atau jangkauan internet, karena tidak semua daerah memiliki sudah terjangkau jaringan internet," ujar Nizam dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (4/8).
Selain tak tersedianya jaringan internet, mahasiswa juga mengeluhkan jaringan internet yang lambat. Hal ini membuat mahasiswa kesulitan dalam melakukan pembelajaran daring.
"Selanjutnya adalah biaya. Ketika pembelajaran dilakukan secara sinkron dengan menggunakan aplikasi telekonferensi, maka paket data yang biasa dipakai mahasiswa selama sebulan akan cepat habis," kata dia.