REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA–-Bea Cukai gandeng Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) dalam meningkatkan ekspor UMKM melalui sosialisasi yang dikemas dalam program Kelas Ekspor, pada Kamis (6/8).
“Saat ini Indonesia sangat membutuhkan dua hal, aktivitas ekspor dan lapangan kerja. Khususnya ekspor, kan tidak bisa kalau kita terus-terusan mengekspor barang mentah, nanti kembali ke jaman VOC. Untuk itu perlu ditambahkan added value sekaligus kita cari comparative advantage, barang apa yang bisa kita jual,” kata Ketua Umum GPEI, Benny Soetrisno di acara Kelas Ekspor yang juga dihadiri oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Heru Pambudi.
Dalam kegiatan yang juga dihadiri oleh pengusaha dari seluruh Indonesia, Heru Pambudi mengungkap pihaknya akan terus mendorong pengusaha untuk meningkatkan ekspor. “Kami tidak keberatan apabila perlu ada modifikasi terkait peraturan di bidang ekspor. Saya ingin memastikan bahwa ekspor itu mudah. Kalau ada yang sulit, silahkan ngomong. Saya minta unuk seluruh jajaran bantu pengusaha untuk bisa ekspor,” ujarnya.
Sejalan dengan semangat dalam pelaksanaan program Kelas Ekspor, Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Bea Cukai Jatim II, Oentarto Wibowo yang juga menjadi salah satu narasumber dalam kegiatan ini kembali memperkenalkan Klinik Ekspor sebagai salah satu layanan unggulan Kanwil Bea Cukai Jatim II. Secara spesfisik, ia menjelaskan berbagai program kerja yang telah dilaksanakan Klinik Eskpor dalam membantu pengusaha dalam meningkatkan ekspor.
Kegiatan ini juga mendapat apresiasi yang luar biasa dari GPEI. Benny Soetrisno mengungkap pihaknya sangat berterima kasih kepada Bea Cukai atas perannya dalam memfasilitasi perdagangan. “Banyak hal terkait kegiatan ekspor yang tidak bisa dipelajari di sekolah umum. Dengan adanya sekolah ekspor ini, sekaligus Klinik Ekspor di Bea Cukai, sangat membatu sekali terutama dalam mengajarkan hal-hal praktis yang tidak bisa didapatkan di sekolah umum,” katanya.