REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kafe dan restoran di banyak daerah sudah mulai buka. Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro, pun menyerukan agar masyarakat tak berkumpul atau berkerumun ketika di restoran.
"Harus jaga jarak minimal satu sampai dua meter," ujarnya saat mengisi konferensi pers virtual BNPB bertema "Rapat di Kantor, Co-Working Space, dan Kafe yang Aman Covid-19", disimak di Jakarta, Selasa (25/8).
Reisa juga mengingatkan agar masker tak dilepas ketika berinteraksi. Di samping itu, pengunjung kafe dan restoran perlu memerhatikan ventilasi di ruangan.
Menurut Reisa, ini penting dilakukan karena pengunjung kafe dan restoran akan membuka masker ketika makan. Ketika itu terjadi di ruang yang ventilasinya tidak baik, risiko penularan Covid-19 lebih besar hingga berpotensi menimbulkan klaster baru.
Selain itu, Reisa juga menyinggung kantin perkantoran. Sering kali, meski sudah menjaga jarak, pekerja mengobrol sambil menyantap makan siang bersama.
"Padahal, percikan droplet bisa semakin kemana-mana. Ini yang harus diperhatikan," kata perempuan yang juga Duta Adaptasi Kebiasaan Baru tersebut.
Reisa mengingatkan agar pengunjung kafe, restoran, maupun kantin harus disiplin dalam melaksanakan protokol kesehatan. Ia menyarankan lebih baik makanan tersebut dibawa pulang dan usahakan tidak membuka masker di tempat umum, termasuk di rumah makan.
Alternatif lainnya, masyarakat dapat memanfaatkan jasa pesan antar. Andaikan harus berada di kafe untuk bekerja, menurut Reisa, lebih baik pekerja pilih Co Working Space yang memiliki sekat atau ruangan rapat pribadi.
Di lain pihak, Reisa meminta pihak kafe, restoran, dan kantin menyediakan alat pengamanan untuk mencegah penularan virus. Ia mencontohkan kafetaria di negara-negara lain yang memasang kaca akrilik sebagai sekat di mejanya.