Kamis 10 Sep 2020 09:56 WIB

16 Tahun Dibiarkan, Kotoran Kuping Pria Ini Buat Dokter Syok

Pria di Inggris mengalami nyeri telinga berat-vertigo akibat tak bersihkan kuping.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Dokter melakukan pembersihan kotoran telinga. penumpukan kotoran telinga dapat menyebabkan beberapa gejala seperti nyeri telinga, vertigo, sensasi telinga tersumbat, kehilangan pendengaran, tinnitus, dan occlusion.
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Dokter melakukan pembersihan kotoran telinga. penumpukan kotoran telinga dapat menyebabkan beberapa gejala seperti nyeri telinga, vertigo, sensasi telinga tersumbat, kehilangan pendengaran, tinnitus, dan occlusion.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang laki-laki asal Inggris tidak membersihkan telinga selama 16 tahun hingga menyebabkan kotoran telinganya menumpuk. Kotoran yang berhasil digali dari telinga pasien laki-laki tersebut cukup mencengangkan dan menjadi viral di internet setelah diunggah sang dokter.

"Ini merupakan tangkapan kotoran telinga dan kulit mati terbesar yang pernah saya angkat dari satu telinga," ujar audiologist Neel Raithatha di Hear Clinic yang menangani pasien tersebut, seperti dilansir Fox News.

Baca Juga

Melalui sebuah video, Raithatha mengungkapkan bahwa pasien tersebut mengalami keluhan nyeri telinga yang berat dan vertigo. Keluhan ini berlangsung selama beberapa pekan sebelum akhirnya pasien tersebut memutuskan untuk datang ke klinik.

photo
Kotoran yang digali dari kuping seorang pria Inggris yang tak membersihkan telinganya selama 16 tahun. - (Neel Raithatha/The Hear Clinic Clearwax/Cater)

Pasien tersebut juga memiliki riwayat operasi pengangkatan tulang di belakang telinga. Operasi tersebut dilakukan karena infeksi.

Dalam video tersebut, Raithatha juga menunjukkan proses pengangkatan kotoran telinga dan kulit mati dari telinga pasien tersebut. Biasanya, proses ini hanya memakan waktu sekitar 10 menit. Namun, untuk pasien kali ini, Raithatha membutuhkan waktu setengah jam untuk menyelesaikan pekerjaannya.

"Saya syok melihat banyaknya kotoran telinga dan kulit mati yang saya angkat. Ini merupakan kasus yang sulit dan rumit," jelas Rithatha.

Raithatha mengatakan, keluhan-keluhan yang dirasakan pasien sebelumnya berkaitan dengan penumpukan kotoran telinga. Raithatha mengungkapkan bahwa penumpukan kotoran telinga dapat menyebabkan beberapa gejala seperti nyeri telinga, vertigo, sensasi telinga tersumbat, kehilangan pendengaran, tinnitus, dan occlusion. Pada occlusion, suara mengunyah, bernapas, dan mendengar dapat terdengar lebih keras di dalam kepala.

Masalah penumpukan kotoran telinga bisa ditangani oleh tenaga kesehatan profesional. Beberapa obat yang dijual bebas juga dapat menjadi opsi untuk membantu memecah kotoran telinga yang sudah menumpuk secara berlebihan menurut American Academy of Otolaryngology-Head and Neck Surgery. Akan tetapi, akan lebih baik bila berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

Kotoran telinga pada dasarnya berfungsi untuk melindungi kulit saluran telinga dan membunuh kuman. Keberadaan kotoran telinga merupakan hal yang normal, selama tidak berlebih.

Upaya pencegahan penumpukan kotoran telinga perlu dilakukan sebagian kelompok. Beberapa kelompok tersebut adalah lansia, pengguna alat bantu dengar, dan orang-orang dengan riwayat memiliki kotoran telinga berlebih.

"Diskusikan dengan penyedia layanan kesehatan Anda untuk menentukan apakah Anda perlu menghilangkan kotoran telinga Anda," jelas American Academy of Otolaryngology-Head and Neck Surgery.

Mayo Clinic mengingatkan orang-orang untuk tidak mengorek sendiri kotoran telinga mereka yang sudah menumpuk banyak atau mengeras. Tindakan ini hanya akan membuat kotoran telinga tersebut semakin masuk ke dalam saluran telinga dan dapat menyebabkan kerusakans erius pada saluran telinga atau gendang telinga.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement