REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ilmu pengetahuan terus berkembang. Salah satunya di bidang astronomi. Temuan-temuan baru terus berdatangan. Kali ini tentang Bulan di Planet Jupiter
Hingga kini, jumlah bulan Jupiter yang dikonfirmasi sebanyak 79. Jumlah itu, menurut para peneliti bisa saja meningkat menjadi 600 bulan kecil yang tidak beraturan dan mengorbit di sekitar Jupiter.
Dalam studi terbaru yang berjudul The population of km-scale retrograde jovian irregular moons’ kemungkinan itu dijelaskan lebih lanjut. Menurut peneliti utama, Edward Ashton dari Departemen Fisika dan Astronomi di Universitas British Columbia, tim astronomi secara kasar sebenarnya tidak melihat 600 bulan.
Sebaliknya, mereka meneliti arsip 2010 dari Teleskop Kanada-Prancis-Hawaii. Dalam data itu, mereka mencari area kecil di langit, sekitar satu derajat persegi. Mereka kemudian menemukan empat lusin bulan kecil yang tidak beraturan. Berdasarkan itu, mereka mengekstrapolasi jumlah bulan kecil yang jumlahnya bisa sampai pada angka 600.
Dari isi jurnal, ada dua kategori bulan, yaitu yang teratur dan tidak teratur. Dalam studi ini, tim peneliti menemukan banyak bulan berukuran kecil yang tak beraturan.
Hal itu juga ditegaskan pada 2017, para peneliti saat itu menerbitkan sebuah studi yang mengumumkan penemuan 12 bulan tak beraturan, dan mengorbit di Jupiter.
Sebelum penelitian baru ini, jumlah planet Jupiter yang diketahui tidak teratur adalah 71. Terkait itu, para ilmuwan telah berspekulasi selama bertahun-tahun bahwa Jupiter memiliki populasi bulan-bulan kecil yang belum ditemukan.
Sedangkan dalam studi ini, para astronom memfokuskan pada 60 eksposur yang ada, masing-masing 140 detik di wilayah dekat Jupiter. Metode mereka tersebut, melibatkan apa yang disebut tim sebagai "ruang parameter shift-and-stack untuk kumpulan data". Metode itu diklaim dapat mengungkap bulan yang lebih kecil dan lebih redup, khususnya yang tersembunyi dalam data.
Alhasil, tim astronom menemukan 52 objek dalam gambar mereka yang mereka identifikasi sebagai bulan tak beraturan. Benda-benda itu memiliki magnitudo hingga 25,7, dan sesuai dengan benda-benda dengan diameter sekitar 800 meter.
Lebih jauh, dari 52 objek itu, tujuh dari yang paling terang adalah bulan tak beraturan yang sudah diketahui. Tujuh bulan tersebut diketahui sebagai bulan prograde. Sedangkan 45 lainnya kemungkinan besar adalah bulan retrograde, yang berarti mereka mengorbit berlawanan dengan arah rotasi Jupiter.
Dari data itu, tim yang mengekstrapolasi jumlah kecil menyebut ada 600 setidaknya. Walaupun, penemuan itu belum dikonfirmasi.
Untuk mengkonfirmasinya, para peneliti membutuhkan observasi dengan teleskop berbasis darat yang besar. Selain dari mempertimbangkan ukurannya yang kecil, dan waktu yang dibutuhkan setiap bulan untuk menyelesaikan orbitnya.
Ketika ditanya untuk pengamatan lanjutan, penulis utama Edward Ashton mengatakan belum ada rencana untuk mengkonfirmasi temuan itu. Walaupun, dirinya mengakui bahwa itu akan sangat menarik untuk dipastikan.
‘’Tetapi tidak ada cara untuk melacak mereka tanpa memulai dari awal." katanya seperti dikutip universe today, Jumat (11/9).
Berdasarkan pemaparan, bulan kecil dan tak beraturan itu tidak seperti bulan-bulan Jupiter lain yang lebih besar. Diketahui, Jupiter memiliki 4 bulan yang berukuran paling besar yakni Io, Europa, dan Ganymede. Sebaliknya, bulan kecil itu dimungkinkan terbentuk sebagai objek dari Tata Surya yang berdiri sendiri dalam orbit heliosentris.
‘’Melalui mekanisme yang tidak pasti, mereka akhirnya tertangkap ke orbitnya di sekitar Jupiter. Penangkapan mereka mungkin karena ‘tarikan gas, tarikan ke bawah karena pertumbuhan massa yang tiba-tiba," tulis penulis di makalah itu.