REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mendorong pemerintah segera menetapkan standar harga test PCR di berbagai rumah sakit maupun klinik laboratorium kesehatan. Dengan harga standard, masyarakat yang secara sadar diri ingin mendiagnosis potensi penularan Covid-19, tak terbentur harga yang tinggi.
Menurut dia, standarisasi harga juga diperlukan agar diantara institusi pelayanan kesehatan tak terjadi persaingan harga. Dia juga mengatakan pemerintah perlu menyiapkan regulasi vaksin mandiri. Dengan begitu, jika pada saatnya swasta dapat dilibatkan dalam pengadaan vaksin mandiri tanpa beban negara.
Dia mengatakan virus Covid-19 jangan dijadikan komoditas ekonomi. Belum adanya standarisasi harga membuat berbagai institusi pelayanan kesehatan bebas menetapkan harga, dari mulai Rp 1 juta hingga Rp 5 juta.
"Kesadaran masyarakat memeriksakan dirinya justru harus difasilitasi pemerintah dengan mengatur standar harga pemeriksaan PCR. Dengan harga terjangkau, masyarakat akan semakin banyak yang memeriksakan diri, sehingga bisa turut mengurangi beban pemeriksaan yang dilakukan pemerintah,” ujar Bamsoet usai berkunjung ke Laboratorium Pusat Prodia, di Jakarta, Sabtu (19/9).
Ketua DPR RI ke-20 ini turut mengapresiasi berbagai institusi pelayanan kesehatan yang terus meningkatkan kualitas dan kuantitas pemeriksaan sampel untuk mendeteksi virus Covid-19. Salah satunya yang sudah dilakukan Prodia.
Prodia terus meningkatkan kemampuan pemeriksaan sampel dari 450 test per hari pada Mei 2020, menjadi 1.000 test per hari pada Juli 2020. Kini di September 2020 sudah meningkat lagi menjadi 2.000 test per hari.
"Hasil pemeriksaan juga relatif cepat. Bisa keluar di hari yang bersamaan saat sampel diambil, hingga H+1. Jika setiap institusi pelayanan kesehatan bisa melakukan hal serupa, memiliki kuantitas pemeriksaan sampel yang besar dengan hasil pemeriksaan yang cepat, niscaya penyebaran virus Covid-19 bisa segera dikendalikan. Karena tracing terhadap siapapun yang positif Covid-19 bisa cepat diketahui," ucap Bamsoet.