REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Sanggar Kesenian Aceh (Saka) Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali mengharumkan nama Indonesia. Kali ini, ditorehkan dari World Championship of Folklore World 2020 yang digelar European Association of Folklore Festivals.
Kompetisi itu tahun ini digelar secara daring pada 15-24 September 2020 lalu. Dalam ajang tingkat dunia ini, Saka UGM berhasil meraih posisi ketiga dan laureate satu mengungguli 86 kelompok peserta dari berbagai negara.
Ada Malaysia, Bulgaria, Rusia, India, Kroasia, Romania, Cina, Polandia, Ukraina, Iran, Tanzania, Albania, Estonia dan lain-lain. Anggota Saka UGM, Indah Permata mengatakan, tarian diiringi tabuhan Rapai, perkusi khas Aceh.
"Tantangannya, meski ditampilkan secara daring, namun kami membawakan tarian yang harmonis, kompak dan harus memiliki keunikan dari peserta-peserta lain," kata Indah, Jumat (25/9).
Ia menuturkan, mereka membawa Tari Ratoeh Jaroe yang merupakan satu kesenian dari Aceh. Tarian menyiratkan nilai-nilai yang memiliki semangat kekompakan, religius, dan gotong-royong dalam keseharian.
Indah berharap, prestasi ini semakin memotivasi Tim Saka UGM agar lebih banyak menorehkan prestasi lain. Serta, menginspirasi generasi muda lain di Tanah Air untuk lebih mencintai dan melestarikan budaya asli Indonesia.
"Kami sangat bersyukur bisa tetap menampilkan dan mempromosikan tarian nusantara ke kancah internasional, meskipun terhalang pandemi Covid-19," ujar Indah.
Saka UGM pernah menjuarai International Art Festival Prague Star 2015 di Ceko, Surin International Folklore Festival 2016 di Thailand, World Cup Folklore 2017 di Italia dan Les Etoiles de Paris 2018 di Prancis.