REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengajak seluruh komponen dan kelompok masyarakat terlibat dalam mengatasi pandemi. Termasuk para anggota Korps HMI-Wati Himpunan Mahasiswa Islam (Kohati-HMI) agar terlibat aktif melakukan pendampingan bagi masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19.
"Saya menilai Kohati-HMI sebagai salah satu organisasi kepemudaan memiliki kekuatan yang luar biasa, saya yakin bila kita bergandengan tangan bersama-sama kita mampu mengatasi dampak pandemi ini," kata Lestari yang akrab disapa Rerie, dalam diskusi daring bertema Produktivitas Kohati di Era New Normal, yang digelar Kohati PB HMI, Jumat (25/9).
Apalagi, tegas Rerie, Kohati-HMI memiliki 216 cabang di seluruh Indonesia berpotensi menjadi penggerak untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar menerapkan protokol kesehatan dengan kesadaran yang tinggi, di masa penyebaran Covid-19 yang terus meningkat saat ini.
Sebagai catatan, tambah Legislator Partai NasDem, angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia saat ini sudah menembus 10.000 orang. Selain itu, menurut Rerie, pandemi Covid-19 juga berdampak pada peningkatan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). "Bukan hanya di Indonesia, tapi juga hampir di seluruh dunia terjadi gelombang kasus KDRT yang mengerikan secara global," ujar Rerie.
Bahkan Sekjen PBB Antonio Guterres pernah mengungkapkan telah terjadi lonjakan laporan permintaan layanan perlindungan dari perempuan korban kekerasan di beberapa negara. "Melihat kondisi saat ini kita harus turun dan aktif memberi pemahaman kepada masyarakat dalam menghadapi kenormalan baru. Karena ke depan harus ada perubahan sikap yang ekstrim, sehingga kita bisa survive pada kondisi pascapandemi Covid-19," kata Rerie.
Mantan dokter relawan di RS Wisma Atlet, Dr. Amilah Arifin mengungkapkan dampak penyebaran virus korona terhadap perempuan sangat signifikan, mengingat peran perempuan di setiap rumah tangga sangat besar.
Selain itu, berdasarkan pengalamannya sebagai relawan di RS Wisma Atlet, upaya pendampingan untuk warga terdampak Covid-19 sangat diperlukan. "Seringkali warga terdampak Covid-19 tidak memiliki informasi yang cukup saat menghadapi dampak Covid-19. Padahal penanganan awal membutuhkan upaya yang segera," ujarnya
Direktur Kesiapsiagaan BNPB & Ketua Relawan Gugus Tugas Covid-19, Eny Supartini berpendapat generasi milenial yang memiliki ketrampilan tinggi dalam melakukan komunikasi bisa berperan sebagai agen perubahan untuk mengajak masyarakat melakukan perubahan menuju kebiasaan baru pada masa pandemi. "Para milenial ini bisa menjadi filter dan memberi pesan moral dalam menanamkan pemahaman tentang kebiasaan baru yang harus diterapkan pada masa pandemi Covid-19," ujar Eny.