REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Label fesyen asal Prancis, Louis Vuitton, memamerkan koleksi terbarunya pada hari terakhir Paris Fashion Week pada Selasa (6/10) waktu setempat. Louis Vuitton menampilkan aksentuasi berupa slogan-slogan di atas blouse, sweter dan gaun.
Pagelaran busana yang digelar di gedung Art Deco itu, dibuka oleh seorang model yang berjalan dengan mengenakan sweter bertuliskan slogan "Vote". Kemudian diikuti sejumlah model lain yang mengenakan busana bertuliskan "Skate" atau "Bounce".
Reuters melaporkan, Rabu (7/10), bahwa label fesyen tersebut tidak memberikan konteks khusus untuk slogan-slogan yang ditampilkan. Meskipun pertunjukan tersebut dilakukan beberapa pekan sebelum pemilihan presiden AS (dan slogan yang ditampilkan mengacu pada pemilihan presiden AS).
Desainer pakaian untuk Louis Vuitton khusus wanita, Nicolas Ghesquiere, mengatakan dalam catatan acara bahwa koleksinya difokuskan pada batasan yang semakin berubah antara gender. Perubahan diberikan dengan beberapa gaya t-shirt yang terlalu besar misalnya yang bisa menjadi maskulin atau feminin.
"Pada beberapa gaya, slogan terdiri dari kata-kata yang seperti perintah positif. Saya ingin mentransliterasi koleksi yang energik, kuat, dan berani," kata Ghesquiere.
Para model mengenakan mantel yang lebih besar (oversized trench coat) di atas beberapa penampilan, dan dipadu dengan sepatu bergaya bakiak serta clutchbag berukuran besar. Sementara tampilan lainnya menggemakan gaya futuristik yang sering disalurkan oleh Ghesquiere, termasuk atasan dengan lengan berpola rumit dan jumpsuits perak yang mengkilap.
Vuitton menggelar pertunjukan dengan mengikuti protokol kesehatan seperti adanya jarak sosial di dalam La Samaritaine, sebuah waserba di Paris yang berusia 150 tahun milik perusahaan LVMH dan baru saja direnovasi.