Friday, 6 Jumadil Awwal 1446 / 08 November 2024

Friday, 6 Jumadil Awwal 1446 / 08 November 2024

Gus Jazil: Paling Penting Wisudawan Turun ke Masyarakat

Selasa 20 Oct 2020 23:12 WIB

Red: Gita Amanda

Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid. Hari itu, politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini bersama dengan 1.911 orang lainnya menjalani wisuda Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Tahun Akademik 2019/2020.

Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid. Hari itu, politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini bersama dengan 1.911 orang lainnya menjalani wisuda Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Tahun Akademik 2019/2020.

Foto: MPR
Mendorong wisudawan dari kalangan S1 untuk kreatif dalam mencari kerja

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selasa (20/10), merupakan hari yang membahagiakan bagi Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid. Hari itu, politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini bersama dengan 1.911 orang lainnya menjalani wisuda Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Tahun Akademik 2019/2020. Ia menjalani wisudawan dari program S3 atau doktoral. Dari ribuan orang yang diwisuda, terperinci ada program D3 sebanyak 56 orang, S1 sebanyak 1.331 orang, S2 sebanyak  292 orang, dan program S3 atau doktoral sebanyak 232 orang.

 

Wisuda yang bertema “Kebangkitan UNJ Menuju Prestasi dan Reputasi Asia,” itu digelar tidak biasa. Di tengah pandemi Covid-19, maka wisuda yang digelari dilakukan secara virtual. Menanggapi hal yang demikian, pria asal Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, itu mengatakan semua kegiatan harus tetap berjalan. "Pandemi Covid-19 tidak menghalangi untuk melakukan aktivitas seperti wisuda ini,” tuturnya.

 

Meski dilakukan secara virtual namun prosesi yang ada tetap dilakukan secara khimat dan tidak menyurutkan semangat dari para wisudawan. Di kediaman di Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Provinsi Banten, Jazilul Fawaid di depan jaringan virtual mengikuti prosesi wisuda virtual. Dirinya sama dengan ribuan wisudawan lainnya mengenakan baju toga lengkap bersama topinya. Menurut pria yang akrab dipanggil Gus Jazil, prosesi yang demikian merupakan pengalaman pertama.

“Kagok juga sebab pakai toga sendiri, berdiri sendiri, dan di depan kamera yang terhubung secara virtual dengan yang lain,” tuturnya sambil tersenyum.

Bila dalam wisuda yang digelar secara normal, para wisudawan mendapat ucapan selamat dari berbagai kalangan di lokasi acara namun hal demikian tidak terjadi dalam kondisi virtual. Ia mendapat ucapan selamat sebatas dari orang-orang terdekat, yakni istri dan keempat anaknya.

 

“Ada hikmah dari wisuda virtual UNJ ini,” ujar alumni PMII itu. Hikmah yang didapat adalah acara berlangsung bisa terselenggara dengan efektif, efisien, dan anggaran yang tidak besar. “Bedanya hanya rasa karena tidak diwisuda secara langsung," ungkapnya. “Wisuda virtual kelihatan aneh dan gregetnya kurang namun tidak mengurangi makna wisuda itu sendiri,” tambahnya.

 

Dalam masa pandemi Covid-19, paling penting menurut Jazilul Fawaid adalah wisudawan turun ke tengah-tengah masyarakat. Ini sesuai dengan ikrar para wisudawan yang diminta terjun ke masyarakat untuk mengaktualisasikan ilmu dan keterampilan yang dimiliki sesuai dengan bidang masing-masing. Ia mendorong wisudawan dari kalangan S1 untuk kreatif dalam mencari kerja dan menerapkan ilmunya. “Kalau mencari pekerjaan saat ini mungkin sedang lagi sulit,” ungkapnya.

 

Dikatakan, sebagai wisudawan dari program doktoral dan juga sebagai Wakil Ketua MPR, apa yang diraih dari UNJ itu, yakni Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM), akan diaktualisasikan dan diimplementasikan dalam berbagai aktivitas yang ia jalani. “Sebagai Wakil Ketua MPR, politisi, dan bidang-bidang lainnya,” paparnya. Menurutnya semua kehidupan perlu SDM.

 

Jazilul Fawaid berhak mengikuti wisuda setelah dirinya lolos dalam ujian disertasi terbuka pada 17 Februari 2020. Disertasi yang dibuat berjudul "Pengaruh Rekrutmen, Kompetensi, dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Anggota DPR RI Periode 2014-2019”. Dipaparkan, pola rekrutmen menjadi salah satu variabel yang sangat menentukan dalam kinerja anggota DPR. Selama ini, sistem rekrutmen caleg dilakukan secara terbuka dan itu menjadi kewenangan partai. "Ujung tombaknya adalah rekrutmen oleh partai. Sekarang faktanya dengan rekrutmen terbuka, siapapun bisa masuk asal mendapatkan suara terbanyak," katanya.

Lebih lanjut dikatakan, akibat sistem rekrutmen terbuka membuat sistem kaderisasi di dalam partai menjadi lemah padahal ujung tombak rekrutmen adalah parpol. Ia membandingkan dengan model tertutup di mana partai mempunyai tanggung jawab melahirkan kader yang serius. Di dalam partai menurutnya ada beragam macam kader, “ada kader dadakan dan kader yang memang dikader,” ujarnya sambil tersenyum.

Dalam prosesi wisuda virtual, Rektor UNJ Prof. Dr. Komarudin, MSi; berharap para wisudawan mulai sarjana, magister, dan doktor diharap dapat mengamalkan ilmunya, bertakwa kepada Tuhan, dan selalu menjunung tinggi nama baik almamater. "Dan mengamalkan ilmu pengetahuan saudara bagi kejayaan nusa dan bangsa," tuturnya.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler