REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Endro Yuwanto *)
Khabib Nurmagomedov adalah salah satu atlet Muslim yang tak ragu menunjukkan identitasnya sebagai pemeluk Islam yang taat. Petarung 32 tahun itu menggunakan reputasi besarnya untuk melakukan kebaikan yang jauh lebih besar.
Khabib selama ini dikenal berusaha menghapuskan banyaknya Islamophopia dan citra Islam yang kerap kali dipandang sebelah mata di dunia. Teranyar, lewat Instagram pada Sabtu, 30 Oktober 2020, juara dunia kelas ringan Ultimate Fighting Championship (UFC) ini mengkritik sekaligus mengecam Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Macron menggambarkan pemenggalan kepala guru Samuel Paty di pinggiran barat laut Paris pada bulan lalu sebagai "serangan teroris Islam." Samuel Paty dilaporkan telah menunjukkan kartun kontroversial Nabi Muhammad SAW kepada murid-muridnya. Penyerang Paty yang bersenjatakan pisau ditembak mati oleh polisi setelah kejadian itu.
Macron mengizinkan penerbitan kartun Nabi Muhammad SAW dengan alasan kebebasan berekspresi dan berbicara. Macron juga menyindir Islam perlu direformasi.
Khabib pun mengunggah foto Macron dengan tanda jejak sepatu tepat di wajah Macron. “Semoga Yang Mahakuasa menodai wajah sampah ini dan semua pengikutnya, di bawah slogan kebebasan berbicara, menyinggung perasaan lebih dari satu setengah miliar umat Muslim. Semoga Yang Mahakuasa mempermalukan mereka di kehidupan ini, dan di kehidupan selanjutnya. Allah cepat menghitung dan Anda akan melihatnya,” tulis petarung UFC yang tak terkalahkan itu.
Petarung asal Rusia yang baru saja memutuskan pensiun ini juga mengeluarkan beberapa postingan di tengah perselisihan tentang agama dan kebebasan berbicara setelah dua serangan teroris di Prancis.
Bek klub Prancis, Paris Saint-Germain (PSG), Presnel Kimpembe, menjadi salah satu dari beberapa pemain Prancis yang "menyukai" pesan Khabib tersebut. Ada pula nama-nama pesepak bola Muslim tenar yang menyukai postingan Khabib, seperti Karim Benzema, Tiemoue Bakayoko, Ricardo Faty, dan Mamadou Sakho. Sosok non-Muslim seperti gelandang Barcelona Miralem Pjanic dan mantan bintang Manchester United (MU) dan Real Madrid David Beckham juga menyukai postingan Khabib.
Namun Kimpembe lantas membela diri setelah mendapat kecaman karena "menyukai" postingan Instagram Khabib yang mengkritik Macron. Ia menyatakan tidak ingin ditarik ke dalam politik. Kimpembe yang turut mengantar Prancis juara Piala Dunia 2018 ini hanya memastikan sangat mengutuk terorisme, semua bentuk kekerasan tanpa syarat, dan semua upaya manipulasi yang memuakkan.
Agak mirip dengan Kimpembe, bintang sepak bola asal Prancis yang juga gelandang MU Paul Pogba juga menentang segala bentuk teror dan kekerasan. Pogba menyatakan, agama Islam yang dianutnya adalah cinta damai dan harus dihormati.
Namun Pogba mengecam pemberitaan palsu yang mengabarkan ia keluar dari timnas sepak bola Prancis karena pernyataan Macron. Pogba yang juga mengantar Prancis menjuarai Piala Dunia 2018 ini menegaskan ia tidak berniat pensiun dari Les Bleus dan berencana untuk mengambil tindakan hukum atas berita bohong tersebut.
Gelandang Arsenal, Mesut Oezil pun angkat bicara mengenai isu terorisme yang santer dibahas belakangan ini. Mantan pemain Real Madrid itu sangat mengecam tindakan tersebut.
Isu terorisme kian marak setelah Macron melontarkan pernyataan kontroversial yang tidak melarang karikatur Nabi Muhammad SAW karena menurutnya itu bagian dari kebebasan berekspresi. Ucapan itu jelas melukai jutaan umat Muslim di dunia, termasuk Oezil. Selain itu, Oezil tidak setuju dengan pandangan Macron. Pemain yang mengantar Jerman menjadi juara Piala Dunia 2014 ini menegaskan, terorisme tidak punya tempat dalam Islam.
Pemain berusia 32 tahun ini juga memasang fotonya saat berada di depan Kabah dalam akun media sosialnya. Oezil mengutip potongan surat Al-Maidah ayat 32. “Barang siapa yang membunuh manusia tak bersalah, itu ibarat dia telah membunuh seluruh umat manusia. Tapi barang siapa yang menyelamatkan seseorang, maka dia ibarat menyelamatkan seluruh umat manusia.”
Oezil memang sangat tegas ketika membela agama Islam. Beberapa waktu lalu ia mengecam aksi tidak manusiawi terhadap kaum Muslim yang terjadi di Uighur, China.
Aksi para atlet itu, terutama Khabib dan Oezil yang bersuara amat keras, tentu layak diacungi jempol. Aksi para atlet Muslim dan non-Muslim itu semoga diikuti yang lainnya sehingga memberi dampak nyata. Ini agar Islamofobia tak tumbuh subur, sekaligus memberi pelajaran pada Macron tentang toleransi beragama sesungguhnya.
Penghinaan sosok Nabi Muhammad SAW menjadi bahan olok-olok melalui kartun, benar-benar menyinggung perasaan kaum Muslim dan sama sekali tak bisa dibenarkan atas nama apapun. Apalagi, umat Islam berkeyakinan bahwa kebebasan tak bisa menjadi alasan untuk merendahkan sosok dan keyakinan agama manapun.
*) Jurnalis Republika Online