REPUBLIKA.CO.ID, SOLO – Tim dosen dari Grup Riset ITP Hewani Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo mengaplikasikan teknologi pakan dengan mengubah larva atau maggot Black Soldier Fly (BSF) menjadi pakan pelet ikan terapung kaya protein. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan nilai jual hasil budidaya larva milik Mazgot BSF Boyolali yang beralamat di Desa Trimulyo RT 01/RW 11, Penggung, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
Budidaya larva yang diketuai Muhammad Jafar Khoerudin tersebut sebenarnya memiliki produksi tinggi hingga mencapai 1.000 kilogram per hari. Namun, karena kurangnya pengetahuan, hasil budidaya hanya dijual dalam bentuk segar kepada peternak lele sehingga nilai jualnya belum optimal.
Padahal, larva BSF memiliki potensi besar untuk dijadikan bahan pakan ikan berkualitas. Hal tersebut sesuai dengan beberapa riset yang menunjukkan larva mengandung protein mencapai 42 persen dengan profil asam amino lengkap. Kandungan ini jauh lebih tinggi dari protein pakan yang umumnya hanya 17-20 persen.
"Para ahli menyampaikan penggunaan protein yang berasal dari golongan insekta lebih ekonomis, bersifat ramah lingkungan, serta mempunyai peran yang penting secara biologi. Selain itu, insekta khususnya larva BSF bukan merupakan bahan pangan manusia sehingga konsumsinya tidak berkompetisi dengan manusia," kata Agung Budiharjo selaku Ketua Tim seperti tertulis dalam rilis, Rabu (18/11).
Adanya potensi tersebut, kata Agung, harus diimbangi dengan penerapan teknologi yang tepat agar kandungan maggot dapat dipertahankan dan dapat memenuhi nutrisi ikan. Teknik yang digunakan Agung bersama Adi Magna Patriadi Nuhriawangsa, Lilik Retna Kartikasari, dan Bayu Setya Hertanto, dalam proses tersebut berupa teknik pelleting.
Pelleting dipilih karena beberapa hal. Di antaranya, ternak mendapatkan semua nutrien yang ada di dalam pakan sehingga dapat meningkatkan efektivitas pemberian pakan. Selain itu, pakan pelet sesuai dengan selera pasar pakan ikan komersil.
Penelitian yang dibiayai Dana Hibah PNBP UNS Tahun 2020 tersebut memiliki beberapa kegiatan selama mendampingi Mazgot BSF Boyolali. Tim pengabdi memberikan pelatihan membuat pakan ikan yang meliputi penyusunan formula pakan dengan menggunakan metode pearson, teknik pencampuran pakan yang baik, proses membuat pakan pelet, dan pegujian kualitas fisik pakan pelet ikan secara sederhana.
Pelatihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota kelompok mitra. Sehingga mereka mampu memproduksi pakan pelet ikan secara mandiri. Setelah itu, tim bersama anggota kelompok menghitung secara ekonomi biaya produksi pakan yang telah dibuat untuk mengevaluasi layak atau tidaknya aplikasi ini jika diproduksi secara massal oleh mitra.