REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kulit kepala bagian tubuh yang dapat mengeluarkan keringat. Bahkan, kerap mengakibatkan helm bau dan menjadi tempat tumbuh bakteri dan jamur, terutama ketika suhu meningkat, memicu pengeluaran keringat dengan frekuensi dan jumlah berlebihan.
Pengeluaran keringat dalam jumlah banyak meningkatkan mekanisme penguapan keringat, sehingga berdampak kepada peningkatan kelembaban. Bau dan bercak kusam dalam helm dapat mengganggu konsentrasi saat berkendara dan rasa kepercayaan diri.
Banyak terdapat bakteri Staphylococcus aereus, Staphylococcus epidermidis dan jamur Aspergillus fumigatus dari helm yang bau dan kusam. Saat ini, banyak produsen yang mencoba menawarkan produk mengatasi helm bau dan kusam berbentuk semprot dan gas.
Namun, tidak tahan lama dan mahal. Untuk itu, sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) membuat produk spray anti bau helm dan kusam memanfaatkan kulit buah nangka dan bakteri Bacillus subtilis sebagai bahan baku utama.
Ada Aditia Pramudia Sunandar dan Rahmanisa Laila Fitri (Pendidikan Biologi), Asmi Aris (Pendidikan Kimia), Muhammad Abdurrahman Mukhlis (Akuntansi) dan Putri Matsya Sabilla (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia). Produk dinamai Artoray.
Artoray merupakan kepanjangan dari Artocarpus Automotive Spray. Aditia mengatakan, kulit nangka jadi satu sumber selulosa bagi bakteri Bacillus subtilis agar tumbuh dan berkembang. Kulit nangka mengandung sellulosa, pektin, protein dan pati.
"Kulit nangka mengandung selulosa yang bisa dibuat suatu produk biospray dipadukan dengan bakteri Bacillus subtilis," kata Aditia, Selasa (8/12).
Lalu, limbah kulit nangka banyak tersedia dan belum dimanfaatkan, sehingga adanya Artoray mengurangi limbah. Rahmanisa menerangkan, antibakteri dan antijamur alami sedang digencarkan karena efektif dan tidak biaya banyak seperti bakteri probiotik.
"Bakteri probiotik dapat menghasilkan senyawa antibakteri dan antijamur untuk melawan organisme penyebab timbulnya bau dalam helm," ujar Rahmanisa.
Bacillus subtilis merupakan salah satu bakteri probiotik komersial yang sering digunakan sebagai agen antibakteri. Bakteri ini dapat mencerna selulosa untuk dijadikan sumber energi dalam pertumbuhannya.
Asmi menjelaskan, bahan utama yang digunakan kulit buah nangka yang diekstrak. Caranya, kulit nangka dikeringkan dijemur tiga hari, lalu direndam dengan etanol 98 persen dalam wadah tertutup aluminium foil tiga hari, kemudian disaring.
Didapat filtrat satu dan ampas satu, ampas satu diberi etanol 98 persen, ditutup dalam aluminium foil selama dua hari, dikeringkan dan dicampur filtrat. Campuran dievaporasi suhu 60 derajat celcius, diuapkan dengan waterbathm, didapat ekstrak.
Pembuatan Artoray diawali dengan melarutkan 10 persen ekstrak kulit nangka dalam air yang dipanaskan bersuhu 50 derajat celcius. Tambahkan etanol, mentol, essential oil, Na-metabisulfit dan diaduk secara kontinyu.
"Tambahkan propilen glikol sedikit demi sedikit, lalu kemas dalam botol dan ditutup plastik, produk siap dipasarkan," kata Asmi, menerangkan karya yang sudah berhasil meraih dana Dikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan 2020.