Rabu 30 Dec 2020 08:08 WIB

Imbal Hasil Obligasi Bakal Positif pada 2021

Pasar obligasi pada tahun ini cenderung stabil karena didominasi investor lokal.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Karyawan beraktivitas di depan tampilan layar dari situs Mandiri Online Securities Trading (MOST). Mandiri Sekuritas memperkirakan kinerja pasar obligasi akan tetap moncer di tahun depan.
Foto: ANTARA/Aprillio Akbar
Karyawan beraktivitas di depan tampilan layar dari situs Mandiri Online Securities Trading (MOST). Mandiri Sekuritas memperkirakan kinerja pasar obligasi akan tetap moncer di tahun depan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mandiri Sekuritas memperkirakan kinerja pasar obligasi akan tetap moncer di tahun depan. Meskipun sudah reli selama tiga tahun berturut-turut dan yield obligasi yang ditawarkan semakin rendah, investasi pasar obligasi di 2021 kemungkinan masih akan memberikan hasil yang positif. 

“Penurunan yield masih bisa berlanjut sehingga investor masih akan mendapatkan potensi capital gain di tahun depan,” ungkap Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas Handy Yunianto, Selasa (29/12).

Handy memaparkan tiga hal yang mengindikasi membaiknya imbal hasil obligasi pada tahun depan. Indikator pertama, nilai wajar yield obligasi pemerintah bertenor 10 tahun akan berkisar di angka 5,75 persen, didorong oleh kebijakan The Fed yang akan menahan suku bunga hingga 2023. 

Kedua, likuiditas yang masih sangat besar, baik dari global maupun domestik, serta didukung oleh pasar obligasi Indonesia yang atraktif dengan nilai real yield kedua terbesar di bawah Afrika Selatan. Ketiga, dari sisi supply and demand, Handy melihat masih manageable seiring dengan likuiditas yang melimpah serta adanya partisipasi Bank Indonesia di pasar perdana melalui skema SKB1.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement