Ahad 15 Jun 2025 10:15 WIB

Gejolak Timur Tengah dan Protes Anti-Trump Tekan Sentimen Pasar Saham AS

S&P 500 tertekan, emas dan dolar menguat seiring kekhawatiran investor.

Konferensi pers ketua Fed Jerome Powell ditampilkan di lantai di New York Stock Exchange di New York, Rabu, 26 Juli 2023. Saham beragam setelah Federal Reserve menindaklanjuti ekspektasi Wall Street dan menaikkan suku bunga acuan ke level tertinggi dalam lebih dari dua dekade.
Foto: AP Photo/Seth Wenig
Konferensi pers ketua Fed Jerome Powell ditampilkan di lantai di New York Stock Exchange di New York, Rabu, 26 Juli 2023. Saham beragam setelah Federal Reserve menindaklanjuti ekspektasi Wall Street dan menaikkan suku bunga acuan ke level tertinggi dalam lebih dari dua dekade.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK — Dua risiko membuat investor gelisah menjelang pembukaan kembali pasar pada Ahad (15/6/2025) malam, mulai dari meningkatnya prospek meluasnya perang di Timur Tengah hingga protes di seluruh Amerika Serikat terhadap Presiden Donald Trump yang mengancam kekacauan dalam negeri.

Israel melancarkan serangkaian serangan ke Iran pada Jumat dan Sabtu, dengan menyatakan telah menghantam fasilitas nuklir dan pabrik rudal serta menewaskan sejumlah komandan militer. Operasi ini dinilai sebagai upaya jangka panjang untuk mencegah Teheran membangun senjata atom.

Baca Juga

Iran melancarkan serangan udara balasan ke Israel pada Jumat malam, dengan ledakan terdengar di Yerusalem dan Tel Aviv, dua kota terbesar di negara tersebut.

photo
Jejak proyektil rudal Iran terlihat sebelum menghantam Tel Aviv, Israel, Sabtu (14/6/2025) dinihari. Rudal-rudal balistik Iran menghantam Israel sebagai balasan serangan yang dilakukan Israel ke Iran pada Jumat (13/6) pagi. Militer Israel (IDF) lewat unggahan di media sosial mengatakan semua wilayah Israel sedang diserang. - (AP Photo/Leo Correa)

Pada Sabtu (14/6/2025), Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan serangan Israel akan meningkat, sementara Teheran membatalkan perundingan nuklir yang sebelumnya diupayakan Washington sebagai satu-satunya cara untuk menghentikan pemboman. Israel juga dilaporkan menyerang industri minyak dan gas Iran untuk pertama kalinya, dengan media pemerintah Iran melaporkan kebakaran di ladang gas.

Serangan ini mengguncang aset berisiko pada Jumat (13/6/2025), termasuk saham, yang mendorong kenaikan harga minyak dan emas serta memperkuat dolar AS. Sementara itu, protes yang diselenggarakan oleh koalisi “No Kings” untuk menentang kebijakan Trump menjadi potensi peredam sentimen risiko lainnya.

Beberapa jam sebelum dimulainya protes pada Sabtu, seorang pria bersenjata yang menyamar sebagai polisi menembaki dua politisi Minnesota dan pasangan mereka. Akibatnya, anggota dewan negara bagian dari Partai Demokrat, Melissa Hortman, dan suaminya meninggal dunia.

Ketiga indeks saham utama AS berakhir di zona merah pada Jumat, dengan S&P 500 (.SPX) turun 1,14 persen. Harga minyak dan emas melonjak, sementara dolar AS menguat.

 

sumber : REUTERS
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement