Sebelumnya, Anis Byarwati juga telah mengapresiasi peran yang telah dilakukan dengan Pusat Investasi Pemerintah (PIP) dalam membantu pelaku usaha ultra Mikro, namun diharapkan agar target penerima manfaat terus berlipat ganda jumlahnya.
"PIP melaporkan pada tahun 2020 dengan alokasi anggaran PIP sebesar Rp 1 triliun, penerima manfaat bisa mencapai 1,7 juta debitur," kata Anis.
Sementara untuk tahun 2021 ini, lanjutnya, penerima manfaat ditargetkan hanya sejumlah 1,8 juta debitur dengan alokasi dana dari APBN sebesar Rp 2 triliun. Ia menyoroti bahwa alokasi anggaran yang bertambah 100 persen, namun target penerima hanya bertambah ternyata tidak sampai 10 persen.
Seperti diketahui, Kementerian BUMN menargetkan perusahaan induk atau holding ultramikro, melalui penggabungan PT Permodalan Nasional Madani (PNM), PT Pegadaian dan Bank BRI, mampu menyasar 57 juta nasabah ultramikro atau UMi.
"Kami sedang menggagas integrasi holding ultramikro yang akan menggabungkan Bank BRI, Pegadaian dan PNM, yang diharapkan menyasar 57 juta nasabah UMi dengan 30 juta di antaranya masih belum memiliki akses keuangan formal," ujar Wamen BUMN Kartika Wirjoatmodjo dalam seminar daring di Jakarta, Senin (18/1).
Menurut dia, tujuan utama dari integrasi holding ultramikro ini untuk membangun ekosistem yang bisa melakukan on boarding para pelaku usaha ultramikro yang saat ini belum terjangkau oleh akses keuangan formal.