REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah sejumlah negara mulai mendistribusikan vaksin Covid-19 untuk warganya, tidak terkecuali Indonesia. Sebagian orang pun bertanya-tanya, apa saja persiapan sebelum mendapat vaksin pada hari dan tempat yang sudah ditentukan?
Pakar medis memberikan dua saran utama, yakni makan dan minum dalam jumlah cukup di pagi hari saat jadwal vaksinasi. Mencukupi tubuh dengan nutrisi akan membantu seseorang supaya tidak merasa pusing setelah mendapat vaksin. Selain itu, sarapan dan minum cukup air dapat mengatasi ketegangan serta kegelisahan sebelum vaksin.
"Anda harus mengikuti rutinitas normal mengisi perut," kata Direktur Medis Pencegahan Infeksi UCHealth, Michelle Barron.
Menjaga tubuh tetap terhidrasi adalah hal penting pada hari-hari normal, apalagi di hari penting ketika mendapat vaksin Covid-19. Terhidrasi membuat seseorang ada di kondisi terbaik sebelum dan sesudah divaksin.
Selain dua kiat utama tersebut, ada juga beberapa hal yang sebaiknya tidak dilakoni menjelang jadwal vaksin. Penasihat Gedung Putih terkait Covid-19, Anthony Fauci, mengingatkan untuk tidak mengonsumsi obat penghilang rasa sakit.
Pasalnya, pereda nyeri itu dapat menekan respons imunologis. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) juga menyebutkan imbauan serupa dalam pedoman vaksinnya. Pereda nyeri baru boleh diminum setelah vaksin, jika pasien mengalami efek samping.
"Tidak disarankan meminum obat-obatan ibuprofen, aspirin, antihistamin, atau asetaminofen sebelum vaksinasi untuk tujuan mencegah efek samping, karena tidak diketahui bagaimana obat-obat ini dapat memengaruhi kerja vaksin," kata CDC.
Dikutip dari laman Best Life Online, Ahad (7/3), pantangan berikutnya lebih ditujukan bagi para beauty enthusiast. Sebelum menjalani vaksinasi, ada baiknya menunda terlebih dahulu jika akan melakukan dermal filler.
Suntikan wajah idealnya bisa dilakukan kembali setelah pemberian dua dosis vaksin telah tuntas. Berdasarkan penelitian, tindakan dermal filler sebelum mendapat vaksin Covid-19 dapat menyebabkan reaksi yang merugikan.
Pada beberapa kasus, sejumlah orang mendapat suntikan dermal filler dua pekan hingga enam bulan sebelum vaksinasi. Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) melaporkan, mereka mengalami efek negatif berupa pembengkakan.
Selain itu, setelah divaksin, beberapa orang memang mengalami pembengkakan kelenjar getah bening di bawah lengan. Ini merupakan respons wajar kekebalan akibat pemberian vaksin, dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Akan tetapi, Society of Breast Imaging (SBI) menyoroti bahwa efek samping ini terkadang salah dipahami sebagai benjolan indikasi kanker payudara. SBI mengingatkan untuk tidak langsung merasa cemas dan tidak segera melakukan mammogram.
Jika tetap ingin melakukan mammogram atau proses pemeriksaan payudara, sebaiknya dijadwalkan empat hingga enam pekan setelah dosis kedua vaksin. Kecuali, apabila dokter memutuskan pasien membutuhkan tindakan itu sesegera mungkin.
Ketika akhirnya menerima suntikan vaksin, rasanya memang melegakan. Namun, jangan gegabah membagikan kartu vaksinasi Covid-19 secara daring di media sosial. Para ahli sama sekali tidak menyarankan ini, terlebih jika diposting tanpa sensor.
Nyatanya, tidak sedikit yang mengunggah begitu saja kartu tanda vaksinasi. Menurut The Better Business Bureau (BBB), informasi pribadi pada kartu tersebut dapat memicu pencurian identitas, yang sudah banyak terjadi di Inggris.