Kamis 11 Mar 2021 12:42 WIB

Sholat Ajarkan Disiplin Berbagai Hal

Lewat sholat, umat Islam dituntut mampu menerapkan disiplin waktu.

Ilustrasi Shalat Malam
Foto: MgIT03
Ilustrasi Shalat Malam

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Timur

Salah satu ibadah wajib bagi umat Islam adalah sholat. Rukun Islam kedua itu diwahyukan Allah kepada Rasulullah Muhammad SAW pada 27 Rajab. Tepatnya melalui perjalanan yang disebut Isra Mi'raj.

Baca Juga

Dalam tarikh Islam, disampaikan Rasulullah melaksanakan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa. Jarak dua tempat itu mencapai sekitar 1.500 kilometer. Selanjutnya dari Masjidil Aqsa, Rasulullah mengendarai Buraq menuju Sidratul Muntaha. Yakni tempat yang bisa disebut dengan langit atau surga ketujuh.

Rasulullah melaksanakan perjalanan itu hanya satu malam. Di luar nalar manusia. Kala itu, transportasi masih menggunakan hewan unta, keledai, atau kuda. Kecepatannya terbatas. Wajar jika ada beberapa orang yang meragukan perjalanan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW.

 

Dari sekian banyak Sahabat, Abu Bakar adalah orang pertama yang membenarkan perjalanan itu. Dan di kemudian hari, Abu Bakar mendapat julukan Ash Siddiq yang artinya membenarkan. Banyak hal yang bisa diambil hikmahnya dari perjalanan singkat Rasulullah SAW. Yang utama tentu sholat 5 waktu.

Rasulullah menerima wahyu tersebut saat menghadap Allah. Sebagian besar umat Islam sudah paham bahwa wahyu yang diberikan Allah semula adalah sholat 50 waktu. Rasulullah menerima wahyu tersebut. Namun saat perjalanan turun dari langit ke tujuh, Rasulullah bertemu Nabi Musa AS.

Beliau pun menceritakan wahyu itu kepada Nabi Musa. Seketika itu, Nabi Musa memberi masukan kepada Nabi Muhammad untuk minta keringanan kepada Allah. Alasannnya, sholat 50 kali bisa memberatkan umat Nabi Muhammad.

Permintaan keringanan itu dilakukan beberapa kali, sehingga wahyu sholat yang semula 50 kali menjadi 5 kali. Yakni Subuh, Zhuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya. Total rokaat untuk sholat 5 waktu itu mencapai 17 rakaat. Wahyu tersebut dibawa kembali ke dunia untuk diteruskan ke umat.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement