REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada sebagian pasien Covid-19, gejala yang terjadi umumnya reda dalam kurun dua hingga enam pekan setelah infeksi. Namun, pada sebagian lainnya, gejala bisa berlangsung hingga berbulan-bulan. Kondisi tersebut dikenal sebagai long Covid-19.
Studi mengungkapkan, sekitar 50-80 persen orang yang pulih dari Covid-19 setidaknya mengalami beberapa gejala, tiga bulan setelah infeksi terjadi. Orang-orang yang mengalami long Covid-19 bisa merasakan gejala seperti kelelahan, nyeri badan, sesak napas, sulit berkonsentrasi, sakit kepala, hingga kehilangan indra pendengaran atau penciuman meski virus corona tak lagi ada di dalam tubuh.
Melalui sebuah survei, dr Natalie Lambert menemukan, gejala-gejala long Covid-19 kerap muncul dalam jarak waktu atau interval yang teratur. Sering kali jarak waktu ini berkisar antara sepekan hingga 10 hari.
Survei ini dilakukan oleh dr Lambert terhadap 5.163 pasien Covid-19 melalui laman Survivor Corps. Dari survei ini, diketahui bahwa beberapa gejala pertama yang muncul pada kasus long Covid-19 adalah gejala-gejala seperti flu, misalnya kelelahan, sakit kepala, demam, dan panas-dingin.
Setelah lima hari, gejala lain cenderung akan muncul. Pada periode waktu ini, gejala yang umumnya terjadi adalah diare, mual, dan muntah.
Sekitar 10 hari setelah infeksi terjadi, gejala yang kerap dikeluhkan adalah nyeri badan dan masalah-masalah neurologis seperti kebingungan, pening, dan kesulitan berkonsentrasi. Memasuki 15 hari setelah infeksi, gejala yang lebih sering muncul adalah tekanan darah rendah atau tinggi, jantung berdegup kencang, dan lightheadedness atau perasaan seperti melayang dan akan pingsan.
Sekitar 21 hari atau tiga pekan setelah infeksi, gejala yang kerap dikeluhkan dalam long Covid-19 adalah sariawan, otot berkedut, infeksi mata, dan masalah kulit. "Sebagian orang merasa sakit secara kronis sejak hari pertama (terinfeksi), tetapi untuk yang lainnya, mereka merasa lebih baik, lalu kemudian gelombang demi gelombang (gejala Covid-19) bermunculan," jelas penyintas Covid-19 dan pendiri Survivor Corps Diana Berrent, seperti dilansir di Healthline, Kamis (18/3).
Penasihat medis Survivor Corps Dr Peter Staats mengatakan, naik-turunnya gejala pada kasus long Covid-19 bisa diakibatkan kerusakan organ atau pembuluh darah yang disebabkan infeksi virus corona. Kemungkinan penyebab lainnya, inflamasi atau peradanangan persisten, baik akibat reaksi berlebih sistem imun maupun karena virus yang masih tertinggal di tubuh.
Kabar baiknya, gelombang demi gelombang gejala yang muncul pada kasus long Covid-19 cenderung semakin ringan seiring dengan berjalannya waktu. Beberapa laporan dari partisipan juga mengungkapkan bahwa vaksinasi Covid-19 dapat meringankan kemunculan gejala pada long Covid-19.