Kamis 31 Mar 2022 21:27 WIB

Long Covid-19 Bisa Pengaruhi Kondisi Fisik dan Mental Penyintas

Penyintas Covid-19 akut dapat mengalami gejala klinis berkelanjutan.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Fuji Pratiwi
Covid-19 (ilustrasi). Gejala sisa atau long Covid-19 yang seringkali mempengaruhi kondisi fisik dan mental penyintas.
Foto: www.freepik.com.
Covid-19 (ilustrasi). Gejala sisa atau long Covid-19 yang seringkali mempengaruhi kondisi fisik dan mental penyintas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seringkali penyintas infeksi Covid-19 belum benar-benar pulih. Karena gejala sisa atau long Covid-19 yang seringkali mempengaruhi kondisi fisik dan mental penyintas.

Ketua Umum Pengurus Besar Perhimpunan Besar Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Indonesia (Perdosri) Tirza Z Tamin menjelaskan, penyintas pascainfeksi Covid-19 akut dapat mengalami gejala klinis berkelanjutan yang dapat bertahan beberapa pekan, bulan, atau bahkan lebih lama.

Baca Juga

"Setelah infeksi Covid-19 terjadi, kemudian ada long Covid-19 yang mempengaruhi kondisi fisik maupun mental," ujarnya saat konferensi virtual BNPB, Kamis (31/3/2022).

Bahkan, pihaknya mencatat konsekuensi long Covid-19 yaitu napas menjadi pendek, atau gejala lainnya seperti gangguan kognitif. Selain itu, ia menyebutkan, long Covid-19 bisa mempengaruhi sistem respirasi, gagal jantung, sistem endokrin, sistem psikiatri, hingga sistem enkologi. 

"Kualitas hidup juga bisa menurun akibat kelelahan, gangguan tidur, hingga kesehatan mental," kata Tirza.

Terkait orang yang terinfeksi Covid-19 tanpa gejala kemudian sembuh bisa mengalami long Covid-19 seperti apa, Tirza mengatakan tergantung pada imunitas tubuh. Ia menjelaskan, seseorang yang terinfeksi Covid-19, kemudian kekebalan tubuhnya akan menurun.

Dia melanjutkan, gejala post Covid-19 bisa mengakibatkan kelelahan atau masalah seperti respirasi menurun, gangguan nyeri dada, batuk, demam, pilek, gangguan di liver, hingga ginjal. Persoalan ditambah ketika penyintas memiliki penyakit penyerta (komorbid), baik diabetes melitus, hipertensi, maka tentu ini akan memperburuk kondisi ke depannya. 

"Jadi, kami harus tahu apa permasalahannya, misalnya apakah di otak atau paru-paru yang terkena?itu trgantung pada diagnosa fungsional dimana pasien post Covid-19," ujarnya.

Oleh karena itu, Tirza melanjutkan, banyak tindakan yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya masalah akibat Covid-19. Di antaranya memberikan vaksinasi Covid-19 termasuk vaksin penguat (booster). Kemudian orang yang sudah divaksin jika nanti terinfeksi Covid-19 akan memperkecil proses gejalanya. Kemudian bagi yang memuliki komorbid mengurangi dampak akibat memiliki komorbid.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement