REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nutrisi lengkap merupakan salah satu faktor penting yang diperlukan untuk membantu mendukung tumbuh kembang anak secara optimal, termasuk kecerdasannya. Sayangnya, anak terkadang menjadi picky eater atau memilah-milah makanan sehingga kekurangan nutrisi lengkap.
Dokter Anak Spesialis Nutrisi dan Penyakit Metabolik pada Anak, Prof Dr dr Damayanti Rusli Sjarif, Sp.A(K), dalam peluncuran Frisian Flag Primagro, mengatakan, kecenderungan anak memilah makanan boleh jadi berasal dari sang ibu. Saat hamil, anak merasakan rasa makanan sang ibu dari air ketuban.
Namun, ada sejumlah trik yang bisa dilakukan agar anak tidak tumbuh menjadi picky eater, simak penjelasannya.
1. Makan bervariasi
Kemungkinan anak pilih-pilih makanan karena saat ibu hamil dan menyusui tidak banyak mengenalkan rasa. mulai mengenal rasa sejak dalam kandungan. Termasuk saat ibu menyusui, saat ibu emakan rendang, gado-gado dan semacamnya, bayi pun anak merasakan aneka varian rasa.
2. Beri tekstur tepat
Berikan tekstur yang tepat sesuai usia si anak. Mulai dari empat atau enam bulan saat mulai MPASI, perlahan tingkatlan tekstur cair, halus hingga padat atau makana keluarga di atas satu tahun. “Ibu makan opor ayam, boleh juga diblender untuk diberi ke bayi yang MPASI,” kata Damayanti.
3. Kandungan penting
Untuk mencegah malnutrisi dan stunting, beri anak nutrisi lengkap terutama dari sumber hewani. Menurut penelitian terbaru, anak-anak membutuhkan seluruh Asam Amino Esensial (AAE) secara lengkap untuk membantu mendukung potensi pertumbuhan dan perkembangan mereka yang optimal.
Setelah usia dua tahun, pertumbuhan anak naik tapi tidak pernah melewati anak lain yang tidak stunting. Anak stunting akan terkendala dalam aktivitas sekolah dan kerjanya. Anak dengan malnutrisi juga mengalamai IQ tidak lebih dari 90.
Jika anak pernah stunting, maka kemampuan berpikirnya hanya 10 persen. Hindari kekurangan nutrisi termasuk asam amino esensial di dua tahun pertama anak. “Kerja kantoran susah, kuli pun kalau kurang zat besi sulit, jadi beban negara bukan modal negara,” tambahnya.