Senin 26 Apr 2021 01:00 WIB

Studi Sebut Covid-19 Berisiko Tinggi Bagi Wanita Hamil

Ibu hamil yang perinfeksi covid-19 berisiko mengalami komplikasi kehamilan.

Rep: Eva Rianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi Ibu Hamil.
Foto: Pixabay
Ilustrasi Ibu Hamil.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ilmuwan dari Nuffield Dept of Women’s & Reproductive Health Universitas Oxford merilis studi terbaru tentang risiko Covid-19 bagi wanita hamil. Menurut studi tersebut, bagi ibu dan bayi baru lahir, Covid-19 memiliki risiko komplikasi yang lebih tinggi dibandingkan apa yang telah diketahui sebelumnya.

Untuk memahami efek Covid-19 pada kehamilan, para ilmuwan mengumpulkan data mengenai wanita hamil dengan dan tanpa diagnosis Covid-19. Data itu melibatkan lebih dari 2.100 wanita hamil dari 43 rumah sakit bersalin di 18 negara berpenghasilan rendah, menengah, dan tinggi di seluruh dunia.

Baca Juga

Penelitian itu terbilang unik. Sebab, setiap wanita yang terkena Covid-19 dibandingkan dengan dua wanita hamil yang tidak terinfeksi melahirkan secara bersamaan di rumah sakit yang sama.

Profesor Kedokteran Janin di Universitas Oxford Aris Papageorghiou mengatakan, wanita hamil dengan Covid-19 lebih mungkin mengalami komplikasi kehamilan hingga lebih dari 50 persen dibandingkan dengan wanita hamil yang tidak terpapar Covid-19. Komplikasi kehamilan yang dimaksud di antaranya terkait kelahiran prematur, preeklamsia, masuk rumah sakit dan mendapat perawatan intensif, bahkan hingga kematian.

“Bayi baru lahir dari wanita yang terinfeksi juga hampir tiga kali lebih berisiko mengalami komplikasi medis yang parah, seperti masuk ke unit perawatan intensif neonatal, sebagian besar karena kelahiran prematur. Namun, kabar baiknya adalah risiko pada wanita yang terinfeksi tanpa gejala dan wanita yang tidak terinfeksi adalah serupa,” kata Papageorghiou, dikutip dari Tech Explorist, Ahad (25/4).

Untuk pertama kalinya, para ilmuwan memiliki informasi terperinci tentang efek Covid-19 pada kehamilan. Mereka menemukan, risiko ibu dan bayi lebih besar dari yang diperkirakan. Studi tersebut juga mendesak penyedia layanan kesehatan untuk lebih memperhatikan wanita hamil.

Kira-kira 10 persen bayi baru lahir dari ibu yang dites positif terpapar Covid-19 juga dinyatakan positif terkena virus selama beberapa hari pertama pascakelahiran. “Menyusui tampaknya tidak terkait dengan hal itu. Namun, persalinan melalui operasi Caesar mungkin terkait dengan peningkatan risiko bayi baru lahir yang terinfeksi,” kata Papageorghiou.

Profesor Pengobatan Reproduksi di Universitas Oxford Stephen Kennedy yang ikut terlibat dalam penelitian menyimpulkan risiko ibu dan bayi lebih besar daripada yang pernah diasumsikan pada awal pandemi.

"Tindakan kesehatan yang diketahui saat dilaksanakan harus mengikutsertakan ibu hamil. Ini juga memperkuat kasus untuk menawarkan vaksinasi kepada semua wanita hamil,” ucap Kennedy.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement