Kamis 06 May 2021 14:40 WIB

Faktor Genetik Bisa Sebabkan Seseorang tak Suka Kopi

Kegemaran seseorang dalam meminum kopi bisa dipengaruhi oleh banyak hal.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Kegemaran seseorang dalam meminum kopi bisa dipengaruhi oleh banyak hal.
Foto: Pixy.org
Kegemaran seseorang dalam meminum kopi bisa dipengaruhi oleh banyak hal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kegemaran seseorang dalam meminum kopi bisa dipengaruhi oleh banyak hal. Salah satu faktor yang mungkin mempengaruhinya adalah genetik.

Sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh peneliti dari University of South Australia mengungkapkan bahwa individu dengan risiko genetik yang tinggi terhadap penyakit kardiovaskular cenderung mengurangi konsumsi kopi berkafein. Kecenderungan ini didorong oleh keinginan untuk menghindari gejala kardiovaskular yang tak nyaman setelah meminum kopi berkafein.

Baca Juga

Melalui The American Journal of Clinical Nutrition, peneliti mengatakan salah satu gejala kardiovaskular tak nyaman yang bisa terjadi akibat konsumsi kafein berlebih adalah takikardia atau detak jantung istirahat yang cepat. Gejala tak nyaman lain yang mungkin terjadi adalah palpitasi atau jantung berdegup kencang.

Peneliti juga mendapati bahwa minum kopi dapat memicu terjadinya peningkatan tekanan darah yang sedang dan sementara. Oleh karena itu, bukan hal yang mengejutkan bila orang yang gemar meminum kopi secara rutin umumnya memiliki tekanan darah yang normal atau rendah sehingga bisa menikmati kopi.

Melalui studi ini, tim peneliti menilai bahwa faktor genetik turut membimbing seseorang dalam membuat keputusan meminum kopi atau tidak dengan tujuan untuk melindungi kesehatan jantung. Oleh karena itu, peneliti menganjurkan agar setiap orang mendengarkan dan memahami tubuh sendiri sebelum memutuskan untuk minum kopi.

"Bila tubuh Anda meminta Anda untuk tidak meminum tambahan kopi tersebut, kemungkinan ada alasannya. Dengarkan tubuh Anda," ujar ketua tim peneliti dan direktur Australian Centre for Precision Health di University of South Australia Profesor Elina Hypponen, seperti dilansir Medical News Today, Kamis (6/5).

Studi ini melibatkan informasi yang berasal dari 390.435 orang dewasa berkulit putih asal Inggris dengan rentang usia 39-73 tahun. Di awal studi, para partisipan melaporkan seperti apa pola konsumsi kopi mereka dalam keseharian. Peneliti juga mengukur tekanan darah, detak jantung, dan mengenali gejala-gejala kardiovaskular pada partisipan.

Studi ini mengungkapkan bahwa orang-orang yang meminum banyak kopi kemungkinan memiliki genetik yang lebih toleran terhadap kafein. Sebaliknya, orang-orang yang tak meminum kopi atau memiliki kopi tanpa kafein cenderung memiliki kerentanan terhadap dampak kurang baik dari kafein.

"Dan (non peminum kopi atau pemilih kopi tanpa kafein) lebih rentan terhadap tekanan darah tinggi," pungkas Profesor Hypponen.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement