Ahad 23 May 2021 07:13 WIB

Ini Alasan Terapi Plasma Konvalesen Ampuh Atasi Covid 19

Plasma yang dimiliki pasien sembuh ini mengandung kekebalan tubuh yang cukup tinggi.

Petugas Palang Merah Indonesia (PMI) memindahkan  sampel darah penyintas Covid 19 yang akan menjadi pendonor plasma konvalesen (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Feny Selly
Petugas Palang Merah Indonesia (PMI) memindahkan sampel darah penyintas Covid 19 yang akan menjadi pendonor plasma konvalesen (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Terapi plasma konvalesen (TPK) dinilai merupakan salah satu bentuk dari vaksinasi pasif yang diambil dari pasien sembuh Covid-19. Plasma yang dimiliki pasien sembuh ini mengandung kekebalan tubuh yang cukup tinggi. Dengan penanganan yang tepat, terapi ini dapat membantu pasien membentuk antibodi untuk melawan infeksi virus ini.

Kendati begitu, menurut Dr dr Theresia Monica, R., Sp.An., KIC., M.SI., MM., MARS. dari Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha (UKM), antibodi yang dihasilkan plasma tersebut hanya berfungsi untuk menumpas virus. ''Tidak dapat untuk memperbaiki organ tubuh yang telah rusak akibat virus,'' ujarnya dalam seminar internasional yang berlangsung Jumat malam (21/5).

Supaya terapi plasma ini maksimal, terdapat kondisi atau kriteria tertentu yang harus diperhatikan. Maka, Dr dr Ria Syafitri Evi Gantini, M. Biomed. dari Palang Merah Indonesia mengungkapkan, ada syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi donor plasma konvalesen di antaranya berusia 18-60 tahun, berat badan minimal 55 kg serta diutamakan pria, atau jika perempuan belum pernah hamil.

Selain itu sang pendonor juga pernah terkonfirmasi Covid-19, memiliki surat keterangan sembuh dari dokter yang merawat, bebas keluhan minimal 14 hari, tidak menerima transfusi darah selama enam bulan terakhir, serta lebih diutamakan yang pernah mendonorkan darah.

Dalam kesempatan yang sama, Profesor Michael J Joyner, M.D. dari Mayo Clinic mengungkapkan bahwa metode terapi plasma konvalesen ini bukan hal baru, bahkan metode serupa pernah diterapkan pada masa pandemi flu Spanyol (H1N1) pada 1917-1918. Terapi ini pun dinilai  cukup berhasil sebagai metode penyembuhan. Di masa sekarang dengan ilmu kedokteran yang sudah maju, terapi plasma ini terbukti dapat menurunkan mortalitas pada pasien Covid-19.

Hal senada juga diungkapkan oleh Profesor Arturo Casadevall, M.D., M.S., Ph.D. dari Johns Hopkins, bahkan TPK termasuk terapi yang populer di Amerika Serikat. Hanya saja, ia mengingatkan bahwa terapi ini sebaiknya diterapkan secara tepat. “Efektivitas dari plasma ini bergantung dari jumlah yang diberikan. Misalnya, dosisnya harus tepat serta lebih cepat tindakan, tentu lebih baik,” katanya.

Profesor Liise-anne Pirofski, M.D. dari Albert Einstein College of Medicine, juga memberikan catatan terhadap terapi plasma konvalesen, tapi tidak menampik bahwa terapi ini sangat disarankan sebagai salah satu ikhtiar menekan tingkat kematikan akibat Covid-19. 

Penelitian terhadap terapi plasma konvalesen ini memang telah dilaksanakan di beberapa negara, dan dalam pengamatan Profesor Pirofski, pasien yang diuji dengan terapi plasma nyaris semuanya sembuh.

Dr Monica menyebut bahwa saat ini banyak penelitian TPK yang sudah dan sedang dilakukan di Indonesia. Salah satunya adalah kolaborasi antara FK UKM dan RS Primaya. Penelitian lain diadakan di RS Mayapada dan RS Mandara Bali. Ada pun RS Saiful Anwar juga sudah melaksanakan penelitian TPK. Selain itu, ada juga penelitian nasional multicentre yang melibatkan 10 RS di Indonesia. “Dari hasil internal, ternyata TPK dapat menurunkan angka mortalitas secara signifikan atau nyata pada pasien Covid-19 stadium sedang dan berat,” jelasnya.

Dengan melihat jumlah pasien sembuh Covid-19 yang terus meningkat, tidak berlebihan kalau TPK sangat dianjurkan diterapkan di pusat kesehatan baik dari rumah sakit pemerintah maupun swasta, sehingga kita, bangsa Indonesia,bisa keluar dari pandemi Covid-19 ini.

“Kami berharap penggunaan TPK sebagai alternatif penyembuhan Covid-19 dapat terus dilakukan dan kami terus berupaya untuk mendukung penelitian terhadap produk-produk dari plasma darah secara optimal,” ucap Heru Firdausi Syarif Direktur Utama, PT Itama Ranoraya Tbk.

Seminar daring ini merupakan kelanjutan dari Gerakan Donor Plasma Konvalesen Nasional pada 18 Januari 2021 lalu dalam bidang akademik umumnya dan medis khususnya.

Mewakili lembaga penyelenggara, Dekan Fakultas Kedokteran UKM, Dr dr Diana Krisanti Jasaputra, M.Kes, menuturkan bahwa yang melatarbelakangi FK UKM mengadakan acara webinar ini adalah untuk memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan, dalam hal ini dengan menyelenggarakan seminar internasional secara daring yang melibatkan banyak ahli.

Ia berharap webinar bertaraf internasional ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan, mendorong penelitian dengan desain yang baik tentang TPK, dan mengantarkan bangsa Indonesia menjadi pionir dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

sumber : siaran pers
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement