Selasa 01 Jun 2021 20:44 WIB

Pencegahan Stunting Tetap Harus Jadi Prioritas Saat Pandemi

Isu stunting jangan sampai tenggelam di tengah pandemi Covid-19.

Isu stunting jangan sampai tenggelam di tengah pandemi Covid-19 (Foto: ilustrasi)
Foto: ANTARA/Akbar Tado
Isu stunting jangan sampai tenggelam di tengah pandemi Covid-19 (Foto: ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Dokter Spesialis Anak dr. Agus Fitrianto, Sp.A. mengingatkan bahwa program pencegahan stunting atau kekerdilan harus tetap menjadi prioritas meskipun di tengah pandemi COVID-19. "Isu 'stunting' (kekerdilan) jangan sampai tenggelam dengan adanya pandemi COVID-19, program pencegahan 'stunting', terutama di pelayanan primer jangan sampai menurun," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (1/6).

Dokter yang praktik di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo itu, menjelaskan optimalisasi posyandu, penggunaan buku kesehatan ibu dan anak (KIA) dan cakupan pelayanan imunisasi dasar harus terus diintensifkan. Hal ini guna mendukung upaya pencegahan kekerdilan.

Baca Juga

"Meskipun saat ini sedang kondisi pandemi COVID-19 namun pemantauan tumbuh dan kembang anak tetap wajib dilaksanakan," katanya.

Dia menambahkan bahwa peringatan Hari Anak Internasional setiap 1 Juni bisa menjadi momentum tepat untuk makin menggencarkan program pencegahan kekerdilan. "Indonesia sudah memiliki kurva standar pertumbuhan nasional sendiri. Sudah disosialisasikan oleh Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Ketika berbicara 'stunting' di Indonesia kita perlu mengonfirmasinya dengan kurva standar tersebut," katanya.

"Program posyandu dan pelayanan kesehatan ibu dan anak di puskesmas bisa tetap dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan secara disiplin. Bisa juga dengan merujuk pada buku panduan pelayanan kesehatan balita pada masa tanggap darurat COVID-19 terbitan Kemenkes tahun 2020," lanjutnya.

Dia mengingatkan bahwa masalah kekerdilan dapat menyebabkan perkembangan otak anak menjadi tidak maksimal. Stunting adalah indikator kekurangan energi dan protein dalam waktu lama atau malnutrisi kronik.

Dia mengatakan, kekerdilan paling umum terjadi dalam rentang usia 0-2 tahun. "Padahal rentang usia tersebut adalah periode penting di mana otak sedang berkembang secara pesat sehingga kalau anak 'stunting' dipastikan perkembangan otaknya juga tidak maksimal sehingga anak harus sembuh dari 'stunting'," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement