REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para arkeolog menemukan rumah tertua di dunia. Rumah tertua ini terletak di Gua Wonderwerk, Gurun Kalahari, yang terletak di Afrika Selatan.
Di gua tersebut menunjukkan bukti ada beberapa penduduk yang terus-menerus menetap di sana selama beberapa juta tahun yang lalu. Tidak hanya itu, gua juga menunjukkan tanda-tanda bukti paling awal penggunaan api.
Dilansir dari interestingengineering.com pada Kamis (3/6), terdapat artefak berharga lainnya yang ditemukan, seperti kapak tangan awal. Namun, penghuni gua itu tidak sepenuhnya manusia.
Menurut tim peneliti, kemungkinan Australopithecus, mungkin menjadikan gua sebagai rumah mereka. Tim peneliti juga mengisyaratkan bahwa itu juga bisa menjadi rumah bagi pembuat alat paling awal yang diketahui, Homo Habilis.
"Untuk alasan ini, tim tidak dapat benar-benar yakin yang mana dari nenek moyang kami atau banyak yang mungkin pernah tinggal di sana. Ada banyak pilihan dan sama sekali tidak ada petunjuk di dalam gua," kata salah satu anggota Tim Peneliti, Liora Kolska Horwitz.
Ia menambahkan, Afrika Selatan adalah rumah bagi setidaknya dua jenis Australopithecus, manusia purba dari Afrika. Pada 2,3 juta hingga 1,5 juta tahun yang lalu dan juga Homo awal.
Ia menjelaskan, siapa pun itu, mereka jelas menghargai gua itu sebagai tempat perlindungan dan tampaknya telah berlindung dan makan di sana. Tim juga bertanya-tanya mengapa gua itu dipilih karena di dalamnya gelap gulita.
Salah satu fitur gua yang paling menonjol adalah stalagmit besar yang menandai pintu masuknya. Teori ini diyakini juga didukung oleh banyaknya kristal "tidak berguna" yang juga ditemukan di sana yang tampaknya merupakan kumpulan buatan, yaitu tidak terjadi secara alami.
Kesucian gua ini seolah menjadi tradisi yang bertahan hingga saat ini. Ini masih merupakan tempat suci bagi penduduk setempat kontemporer. "Siapa pun yang menggunakan gua itu beberapa juta tahun yang lalu masih menjadi misteri yang harus dipecahkan," kata dia.
Gua Wonderwerk adalah gua yang dalam yang membentang sekitar 140 meter (459 kaki) dari awal hingga akhir. Sebuah struktur langka dalam konteks Kalahari, pertama kali ditemukan oleh petani pada 1940-an dan telah menjadi subjek penggalian arkeologi yang intens sejak itu.