Jumat 04 Jun 2021 07:42 WIB

Ini Penyebab Tes Antigen Kerap Picu Rasa tak Nyaman

Proses tes tak jarang menimbulkan trauma terutama untuk anak-anak.

Petugas kesehatan melakukan tes cepat antigen kepada seorang pemudik (ilustrasi).
Foto: Prayogi/Republika.
Petugas kesehatan melakukan tes cepat antigen kepada seorang pemudik (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Nugraheni, seorang pegawai pada sebuah lembaga independen pengawas persaingan usaha, kerap mendapat jadwal dinas keluar kota minimal sekali sebulan. Sesuai aturan pemerintah, ia pun harus selalu menunjukan surat keterangan hasil negatif tes cepat antigen yang sampelnya diambil dalam kurun waktu maksimal 1x24 jam sebelum keberangkatan.

“Waktu awal-awal sih suka agak cemas, tapi lama-lama jadi biasa. Tapi yang kadang-kadang bikin malas, karena skill petugas yang menangani beda-beda. Ada yang lembut jadi tidak terasa sakit, tapi banyak juga yang nyolokinnya ‘sadis’ sampai keluar air mata. Ada juga yang nyoloknya secukupnya sehingga terasa lebih nyaman,” ungkap perempuan berperawakan mungil itu tentang proses tes antigen yang sering ia alami, Jumat (4/6).

Tak beda jauh dengan Nugraheni, Dwi dan Mayra juga mengaku proses tes antigen sering menjadi momok tersendiri karena ketidaknyamanan yang mereka rasakan. “Sakit banget karena nyoloknya sampai ke belakang hidung, aku sampai sering nangis,” ujar Dwi, jurnalis yang selama masa pandemi ini sempat mendapatkan tugas  liputan keluar kota. 

Selain untuk keperluan bepergian, beberapa kali tes antigen juga harus ia alami saat masuk sebuah perkantoran/instansi untuk keperluan terkait tugas jurnalistiknya. “Kalau nggak pintar nakesnya dan terlalu dalam nyoloknya, memang suka sakit. Makanya, kalau ada alternatif tes cepat antigen yang lebih nyaman, saya mau juga,” timpal Mayra, pegawai Ditjen Migas yang hampir tiap minggu melakukan perjalanan dinas keluar kota. 

Metode tes usap antigen bertujuan untuk mendeteksi adanya protein dari virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19. Selain mengungkapkan bila seseorang terinfeksi patogen seperti virus SARS-CoV-2, tes ini juga bisa digunakan sebagai tes skrining, sehingga tindakan pencegahan penularan infeksi dapat segera dilakukan.

Sayangnya, proses pengambilan sampel sekresi dalam tes antigen dengan memasukkan alat tes yang cukup panjang sampai ke bagian paling atas tenggorokan yang posisinya di belakang hidung memang sering dikeluhkan oleh banyak pasien khususnya bagi yang baru pertama kali menjalani tes antigen. 

Pada kasus tertentu, sejumlah pasien bahkan mengalami luka berdarah pada hidung pasca tes  antigen berlangsung. Tidak heran kalau proses tersebut bisa menimbulkan trauma tersendiri, apalagi bagi anak-anak yang kulit hidungnya relatif lebih sensitif dibandingkan orang tua.

Namun Tri Laksono, seorang karyawan swasta yang tertempat tinggal di Bogor, menemukan solusinya beberapa waktu lalu.  Pertengahan April, saat akan melakukan perjalanan keluar kota dengan kendaraan pribadi bersama keluarganya, ia melakukan tes antigen sekeluarga di sebuah klinik yang menyediakan layanan tanpa turun di Bogor. Di klinik lab tersebut, Tri mendapatkan dua jenis tawaran tes antigen yaitu paket standar dan premium. 

“Kami memilih yang premium menggunakan Panbio Antigen Nasal dari Abbott karena tingkat akurasinya tinggi. Apalagi dibandingkan dengan paket yang standar, selisih biayanya tidak terlalu jauh, tidak sampai Rp 50 ribu,” ujarnya.

Sebagai informasi, alat rapid tes Panbio™ COVID-19 Ag adalah alat uji aliran lateral untuk deteksi cepat kualitatif virus SARS-CoV-2 yang andal, praktis dan terjangkau. Panbio COVID-19 Ag bertanda CE, telah menerima Emergency Use Listing (EUL) atau Daftar Penggunaan Darurat dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan sudah memiliki izin edar dari Kemenkes hingga memenuhi syarat penggunaan yang ditetapkan oleh Kemenkes. 

Selain akurasinya yang tinggi, Tri Laksono tidak menduga, proses pengambilan sampel sekresi dengan alat dari Abbott Panbio antigen nasal ternyata tidak menimbulkan rasa sakit sama sekali. Proses usap hidung untuk mengumpulkan spesimen tidak berlangsung invansif karena hanya membutuhkan pengambilan sampel sedalam dua sentimeter dari permukaan lubang hidung.

Tri hanya perlu memiringkan kepala ke belakang kira-kira 70 derajat, lalu kapas bertangkai dimasukkan ke lubang hidungnya sambil diputar dengan hati-hati sampai kedalaman lebih kurang dua sentimeter. Setelah itu ia rasakan kapas diputar lima kali mengelilingi dinding hidung. Dengan menggunakan kapas yang sama, prosedur diulangi pada lubang hidung kedua, sebelum akhirnya dikeluarkan dari lubang hidung secara perlahan. 

Tri merasa nyaman sehingga ia pun tidak khawatir terhadap reaksi anak-anaknya yang terlihat tenang ketika diambil sampel sekresinya.  Produk ini cocok digunakan oleh siapa saja, termasuk anak-anak yang memiliki kondisi hidung cenderung lebih sensitif dibandingkan orang dewasa, remaja, hingga lansia. “Sebelumnya saya sudah beberapa kali melakukan swab test antigen, dan rasanya memang lebih sakit. Tes dengan Panbio nasal ini ternyata tidak sakit,” ujarnya. 

Tak hanya memberikan rasa nyaman kepada pasien, proses pengambilan sampel sekresi yang sederhana juga memberi kemudahan kepada tenaga kesehatan (nakes) yang bertugas. Nakes tidak perlu waktu lama untuk berinteraksi dengan pasien sehingga meminimalkan risiko yang mengganggu seperti batuk dan bersin. Dengan waktu pengambilan sampel yang lebih singkat, berarti tindakan menggunakan Panbio antigen nasal ini juga mengurangi risiko nakes tertular virus Covid-19.

Tes rapid Abbott Panbio antigen nasal tidak memerlukan instrumentasi dan memberikan hasil sekitar 15 menit. Dengan proses yang sederhana, alat ini sangat cocok untuk pengujian dalam skala besar pada berbagai keadaan dan kondisi masyarakat. Tes Panbio COVID-19 Ag telah digunakan secara luas di Eropa, Asia, dan Afrika. 

sumber : siaran pers
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement