Rabu 09 Jun 2021 19:04 WIB

Seribu Pengacara di New York Jadi Target Serangan Siber

Departemen Hukum New York City mengalami serangan siber.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi Serangan Siber
Foto: Mgrol101
Ilustrasi Serangan Siber

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Departemen Hukum New York City (NYC)  diserang dengan serangan siber yang memaksa 1.000 agen pengacara offline. Namun, Walikota Bill de Blasio yakin tidak ada data yang dikompromikan dalam peretasan.

“Sampai jam ini kami belum melihat informasi yang dikompromikan atau permintaan tebusan,” kata walikota Demokrat itu pada konferensi pers virtual pada Selasa (8/6), dilansir dari NBC New York, Rabu (9/6).

Baca Juga

Ia menambahkan bahwa penyelidikan itu masih terus dilakukan. Pejabat kota mengatakan mereka memutuskan sambungan komputer departemen hukum dari jaringan kota pada Ahad (6/6), setelah menemukan serangan siber.

“Karena penyelidikan masih berlangsung, City telah mengambil langkah-langkah tambahan untuk menjaga keamanan, termasuk membatasi akses ke jaringan Departemen Hukum saat ini,” kata juru bicara de Blasio Laura Feyer dalam sebuah pernyataan.

Kepala petugas keamanan informasi kota, Geoff Brown mengatakan serangan itu “bukan situasi tebusan” tetapi menolak untuk membahas kemungkinan motif.

“Kami sepenuhnya berharap lingkungan TI Departemen Hukum dapat kembali melayani warga New York,” ujar Brown.

John Miller, wakil komisaris departemen kepolisian untuk intelijen dan kontraterorisme, mengatakan kabar baiknya adalah bahwa sistem untuk mendeteksi peretas berfungsi.

“Begitu ada aktivitas yang mencurigakan, yang membunyikan lonceng antara komando dunia maya dan kontraktornya yang berpatroli di sistem tersebut untuk mencari anomali,” kata Miller. Dia mengatakan penyelidikan itu masih awal dalam bagian forensik.

Serangan siber yang menargetkan lembaga pemerintah serta perusahaan swasta telah menjadi ancaman yang meningkat, termasuk serangan ransomware bulan lalu terhadap Colonial Pipeline yang berbasis di Georgia, yang menyebabkan kekurangan bensin yang meluas.

“Saya pikir orang-orang harus menyadari ini adalah sesuatu yang akan bersama kami untuk waktu yang cukup lama,” kata de Blasio. “Dan kita harus melakukan banyak hal untuk fokus padanya dan terus-menerus melindungi diri kita sendiri,” ujarnya lagi.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement