REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Jumeri mengatakan, banyak studi yang menunjukkan manfaat integrasi teknologi informasi pada pendidikan. Integrasi teknologi informasi dinilai dapat mengoptimalkan mutu pendidikan.
"Integrasi TIK dalam pendidikan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran peserta didik, karena peserta didik dapat mengembangkan daya pikir komputasional yang mereka miliki, dan menganalisis data sampai mereka memperoleh solusinya," kata Jumeri, dalam webinar Digitalisasi Sekolah: Tantangan, Peluang, dan Terobosan, Jumat (11/6).
Selain itu, integrasi teknologi informasi dapat meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar, menambah antusiasme, dan partisipasi aktif di kelas. Teknologi informasi dalam pendidikan juga dapat meningkatkan tanggung jawab dan kolaborasi peserta didik.
Walaupun demikian, Jumeri mengatakan tantangan berupa dampak negatif kemajuan teknologi informasi juga perlu diwaspadai. Sebab, menurut Jumeri hal ini dapat menjadi ancaman perubahan perilaku khususnya para peserta didik yang merupakan generasi penerus bangsa.
Program digitalisasi sekolah, lanjut dia harus didukung dan ditindaklanjuti dengan peningkatan kompetensi guru, khususnya di bidang penguasaan teknologi informasi. Jumeri menuturkan, guru merupakan ujung tombak dan penentu keberhasilan sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Lebih lanjut, ia menjelaskan Kemendikbudristek telah beberapa kali mengubah pembelajaran teknologi informasi dalam pendidikan. Sejak 2001, teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dikenalkan dapat pendidikan melalui integrasi dalam kurikulum. Sejak 2004 sampai 2012, TIK menjadi mata pelajaran tersendiri.
Pada kurikulum 2013, secara nasional penggunaan TIK di sekolah khususnya SD lebih ditekankan sebagai alat yang menunjang pembelajaran. Guru maupun peserta didik dapat mengintegrasikan TIK dalam sebuah tema pembelajaran.