REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Daging imitasi kini menjadi salah satu opsi alternatif daging yang populer. Karena berbasis tumbuhan, daging imitasi dinilai dapat menjadi pengganti daging yang tak kalah bergizi. Benarkah?
Daging imitasi atau meat analogue merupakan alternatif daging yang terbuat dari bahan-bahan vegetarian. Daging imitasi juga dikenal dengan nama populer lain seperti daging vegan atau daging vegetarian.
Menurut sebuah studi terbaru dari National Institutes of Health, daging imitasi bisa menjadi alternatif daging yang bernutrisi. Studi ini mengungkapkan bahwa daging imitasi merupakan sumber serat yang baik.
Selain itu, daging imitasi juga merupakan sumber folat dan zat besi yang baik. Di sisi lain, daging imitasi cenderung memiliki kandungan lemak jenuh yang lebih rendah dibandingkan daging giling.
Akan tetapi, daging imitasi juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu menjadi perhatian. Salah satunya, daging imitasi mengandung protein, zinc, dan vitamin B12 yang lebih rendah. Di samping itu, daging imitasi seringkali mengandung garam yang tinggi.
"Beralih dari daging giling ke produk alternatif daging sapi berbasis tumbuhan dapat menjadi pilihan yang sehat dalam beberapa cara," jelas ketua tim peneliti dari University of Minnesota School of Public Health Lisa Harnack, seperti dilansir WebMD.
Agar daging imitasi yang dikonsumsi menyehatkan, Lisa memberikan beberapa saran. Salah satunya adalah membaca label informasi nutrisi pada produk daging imitasi dan memilih produk yang paling sesuai dengan kebutuhan asupan gizi diri sendiri.
Sebagai contoh, orang yang mengidap tekanan darah tinggi perlu mengontrol asupan sodium atau garamnya. Oleh karena itu, penting untuk memilih produk daging imitasi dengan kandungan garam yang rendah.