Jumat 02 Jul 2021 00:35 WIB

Tunda Divaksinasi, Guru Nyaris tak Selamat Diserang Covid-19

Seorang guru di Inggris yang menolak divaksinasi, nyaris meninggal akibat Covid-19.

Red: Reiny Dwinanda
Abderrahmane Fadil, guru di Inggris, yang berjuang melawan Covid-19 setelah melewatkan kesempatan untuk divaksinasi pada Februari lalu.
Foto:

Kedua anak laki-laki Fadil menangis melihat kondisi ayahnya ketika berbincang melalui FaceTime. Fadil terus berusaha meyakinkan keluarganya bahwa ia tidak akan mati dan dia akan segera pulang. "Tapi kadang-kadang saya tidak yakin."

Fadil mengatakan, dia memiliki keluarga di berbagai negara yang ingin datang untuk menemuinya, tapi mereka tidak dapat mengunjunginya. Mereka pun hanya bisa mendoakannya dari jauh.

Fadil sebelumnya tinggal di London dan belajar kedokteran dan ilmu forensik. Dia kemudian pindah ke Inggris Utara dan menempuh pelatihan untuk menjadi guru. Dia mengajar sejumlah mata pelajaran, termasuk sains, di West Yorkshire.

Di seluruh Bradford, tempat Fadil tinggal, lebih dari setengah juta orang telah disuntik vaksin Covid-19. Data pemerintah menunjukkan bahwa 312.667 orang di daerah tersebut telah mendapatkan dosis pertama vaksin Covid-1, dan 231.190 orang telah mendapatkan vaksin kedua. Cakupan vaksinasi telah meningkat di daerah tersebut sejak awal tahun.

Fadil mengatakan, NHS di Bradford menyelamatkan hidupnya. Begitu  pulih sepenuhnya, dia ingin menjadi sukarelawan untuk membantu penanganan Covid-19.

"Pak Fadil sangat beruntung. Kondisinya sangat buruk ketika dirawat dan membutuhkan terapi CPAP (continuous positive airway pressure) yang menyelamatkan nyawa," jelas konsultan pernapasan dr Tanveer Khalid, bagian dari tim yang bertanggung jawab atas perawatan Fadil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement