REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Delusi termasuk salah satu bentuk gangguan jiwa. Menurut dokter spesialis kejiwaan Lahargo Kembaren, delusi merupakan salah satu gangguan psikotik di mana seseorang sulit membedakan mana yang nyata dan mana yang tidak nyata.
"Definisi dari delusi sendiri adalah sebuah ide, keyakinan, pikiran yang salah yang tidak sesuai dengan kenyataannya, dan tidak bisa dikoreksi," jelas Lahargo kepada Republika.co.id, Selasa (13/7).
Menurut Lahargo, ada beberapa jenis tipe delusi alias waham. Yang pertama adalah waham kebesaran, yakni ketika orang meyakini dirinya adalah tokoh besar, nabi, punya kekuatan hebat, atau individu yang memiliki kedekatan dengan tokoh terkenal, padahal kenyataannya itu tidak benar.
Jenis waham lainnya adalah waham kejar atau waham paranoid. Waham ini terjadi ketika seseorang merasa dirinya berada di tengah ancaman, di mana dia merasa ada yang mengejar-ngejarnya dan ingin berbuat jahat, ingin membunuh, dan ingin melakukan hal-hal yang tidak baik.
Lalu, Lahargo menjelaskan jenis waham yang lain, yaitu waham rujukan. Ini disebut juga idea of reference," kata Lahargo.
Waham ini terjadi ketika seseorang merasa banyak orang membicarakan tentang dia, memerhatikannya, atau mengawasinya. Dia juga merasa pembicaraan di televisi atau radio tengah membicarakan tentang dia.
"Cukup banyak tipe-tipe waham yang lain. Namun, pada intinya dia memiliki keyakinan mengenai hal itu dan itu tidak bisa digoyahkan. Padahal, kenyataan sebenarnya tidak sesuai dengan keyakinannya," kata dia.
Lahargo menjelaskan, dalam ilmu kedokteran jiwa, waham terjadi karena adanya gangguan keseimbangan zat kimia di otak penderitanya. Zat kimia atau neurotransmitter yang disebut dopamin memiliki jumlah yang terlalu banyak atau berlebihan di dalam otak.
Akibatnya, orang menjadi salah persepsi terhadap suatu situasi atau keadaan yang dihadapi. Selain delusi atau waham, ada gangguan psikotik yang lain yang disebut dengan halusinasi.
Halusinasi adalah gangguan persepsi panca indra. Bagi penderitanya, biasanya dia merasa sering mendengar bisikan atau melihat bayangan.
"Padahal, itu sebenarnya tidak ada," kata dia.