Senin 19 Jul 2021 04:45 WIB

Berapa Jarak Vaksinasi Covid dan Imunisasi Lain pada Anak?

Pemberian vaksin COVID-19 perlu diberi jeda waktu sebulan dengan imunisasi lainnya.

Seorang anak menunjukkan kartu vaksinnya saat vaksinasi COVID-19 khusus anak usia 12-17 tahun di Mal Phinisi Point Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (16/7/2021). Vaksinasi massal yang berlangsung pada 16-17 Juli 2021 tersebut menargetkan sebanyak 2.000 anak di daerah itu sebagai upaya membantu pemerintah dalam mewujudkan capaian vaksinasi anak usia 12-17 tahun sebanyak 32,6 juta anak secara nasional.
Foto: ANTARA/ARNAS PADDA
Seorang anak menunjukkan kartu vaksinnya saat vaksinasi COVID-19 khusus anak usia 12-17 tahun di Mal Phinisi Point Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (16/7/2021). Vaksinasi massal yang berlangsung pada 16-17 Juli 2021 tersebut menargetkan sebanyak 2.000 anak di daerah itu sebagai upaya membantu pemerintah dalam mewujudkan capaian vaksinasi anak usia 12-17 tahun sebanyak 32,6 juta anak secara nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Ellen Wijaya menjelaskan bahwa pemberian vaksin COVID-19 perlu diberi jeda waktu sebulan dengan imunisasi lainnya. Hal ini untuk memberikan kekebalan tubuh yang optimal.

Hal itu juga berdasarkan sejumlah rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) terkait anak usia 12-17 tahun yang akan mendapatkan vaksin COVID-19. "Kita baru diberikan vaksin COVID-19. Antigen masuk ke dalam tubuh. Tubuh sedang memberikan respon dengan membentuk antibodi supaya bisa memberikan kekebalan terhadap SARS-CoV-2. Saat itu, kalau tubuh diberikan imunisasi lainnya, nanti kekebalan yang diusahakan untuk SARS-CoV-2 tidak menjadi optimal," ujar Ellen Wijaya dalam webinar kesehatan, Rabu, pekan lalu.

Baca Juga

Tubuh perlu dibiarkan membentuk antibodi secara optimal setelah mendapatkan suntikan vaksin COVID-19 dengan jarak minimal satu bulan dengan pemberian imunisasi lainnya. Sebenarnya, menurut Ellen yang berpraktik di RS Pondok Indah - Puri Indah itu, ketentuan serupa juga berlaku untuk vaksin lain semisal Hepatitis B dan HPV.

IDAI juga merekomendasikan anak yang akan divaksin COVID-19 tidak mengalami imunodefisiensi, kanker darah yang menjalani kemoterapi, mendapatkan steroid dosis tinggi. Anak juga sembuh dari COVID-19 tidak kurang dari 3 bulan, tidak memiliki penyakit Sindrom Gullian Barre, mielitis transversa dan acute demyelinating encephalomyelitis. Terkait persiapan sebelum anak divaksin sebaiknya orang tua memastikan kondisi mereka sehat, tidak demam (di atas 37,5 derajat Celcius), beristirahat cukup, tidak memiliki komorbid tertentu.

"Orang tua bisa mengkomunikasikan pada anak misalnya manfaat divaksin, lokasi suntikan, kondisi yang bisa terjadi usai divaksin semisal nyeri di area bekas suntikan dan sebagainya, tidur cukup, anak dalam kondisi sehat," kata Ellen.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement