REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekitar 70 persen transaksi pembelian kendaraan bermotor dilakukan lewat skema kredit. Artinya, pertumbuhan industri otomotif berbanding lurus dengan pasar industri pembiayaan atau leasing kendaraan bermotor.
Hal ini pun dibuktikan oleh sejumlah leasing. Mengingat, sepanjang semester satu 2021 pasar otomotif memang menunjukan pergerakan positif. Presiden Direktur Adira Finance, Hafid Hadeli mengatakan, pertumbuhan pasar otomotif membuat Adira mampu membukukan pertumbuhan pembiayaan baru sebesar 17,3 persen secara year on year.
"Artinya, pembiayaan baru kami pada semester pertama naik menjadi Rp 11,8 triliun," kata Hafid dalam media update kinerja Adira Finance semester satu tahun 2021 yang digelar beberapa waktu lalu.
Menurutnya, pertumbuhan itu didorong oleh kenaikan dalam seluruh segmen baik itu segmen pembiayaan mobil baru, mobil bekas dan sepeda motor. Tapi, pertumbuhan terbesar disumbang oleh segmen mobil baru yang naik sekitar 30,1 persen. Sedangkan segmen mobil bekas dan sepeda motor baru naik 23,4 persen dan 13,3 persen.
Di satu sisi, Adira juga menyadari bahwa pandemi yang menghantam sejak tahun lalu membuat sejumlah nasabah mengalami kesulitan untuk membayar cicilan. Oleh karena itu, Adira pun memberikan restrukturisasi bagi sejumlah nasabah yang terdampak pandemi.
"Per posisi Juni 2021, jumlah nasabah yang pinjamannya telah direstrukturisasi ada sebanyak 831 ribu kontrak atau sekitar Rp19 triliun. Porsi itu mewakili sekitar 36 persen dari piutang yang dikelola per Februari 2020," ucapnya.
Tapi, saat ini, lebih dari 80 persen dari nasabah yang telah direstrukturisasi mulai kembali berkemampuan untuk membayar kewajiban cicilannya.
Pertumbuhan pembiayaan yang dialami oleh Adira juga dirasakan oleh PT Mandiri Utama Finance (MUF). Direktur Utama MUF, Stanley Setia Atmadja mengatakan, pembiayaan baru MUF pada semester pertama naik menjadi Rp 4,7 triliun atau naik 17 persen.
"Pada Juli, kinerja kami ternyata tetap hadir sesuai target meski ada PPKM," kata Stanley. Kondisi ini pun membuatnya percaya diri untuk mematok target pembiayaan baru sekitar Rp 8,1 triliun sepanjang 2021.
Pada pembiayaan MUF, segmen mobil baru dan bekas sendiri memberikan kontribusi sebesar 70,9 persen. Sedangkan segemen sepeda motor baru dan bekas memberikan kontribusi sebesar 29,1 persen.
Di satu sisi, pandemi juga mendorong MUF untuk melakukan restrukturiasi bagi nasabah yang mengalami kesulitan perekonomian. Restrukturisasi terbanyak yang dilakukan MUF terjadi pada Agustus tahun lalu yang mencapai porsi 30 persen dari total portofolio.
Tapi, lanjut dia, jumlah itu terus menurun seiring dengan pemulihan perekonomian masyarakat. Per akhir Juni 2021, porsi restrukturisasi MUF telah berada pada level di bawah 18 persen dari total portofolio.