Selasa 24 Aug 2021 01:17 WIB

Empat Masalah yang Timbul Akibat Kuliah Daring

Kuliah daring menyebabkan berbagai permasalahan mulai dari kecemasan hingga stress.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Esthi Maharani
Kuliah Online (ilustrasi)
Kuliah Online (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pandemi Covid-19 menyebabkan sistem pembelajaran berubah menjadi dalam jaringan (daring) sepenuhnya. Situasi ini telah menimbulkan empat masalah bagi mahasiswa di berbagai perguruan tinggi.

Psikolog dari Universitas Brawijaya (UB), Ari Pratiwi mengatakan, kuliah daring menyebabkan berbagai permasalahan mulai dari kecemasan hingga stress. Pada faktor akademik misalnya, mahasiswa mengalami kesulitan atau kurang jelas dalam memahami materi yang diberikan dosen. Ini bisa disebabkan media belajar hanya berupa Power Point (PPT) atau suara teks koneksi internet bermasalah.

Kesulitan belajar juga dapat disebabkan oleh sinyal internet untuk daerah tertentu yang bermasalah. Hal ini membuat mahasiswa mengalami kesulitan mencari informasi tugas dan mengikutinya. "Serta juga bisa disebabkan banyaknya tugas tidak sebanding dengan minimnya penjelasan dosen," ucap Ari.

Pembelajaran daring juga menyebabkan masalah pribadi seperti pola pikir negatif dan over thinking. Kemudian selalu merasa cemas, stress, tertekan dan kesepian. Situasi ini bisa karena masalah akademik, kondisi Covid-19, keluarga dan lainnya.

Faktor keluarga mahasiswa juga bisa mempengaruhi kualitas belajar mahasiswa selama mengikuti pembelajaran daring. Mereka misalnya sedang terlibat konflik permasalahan dengan keluarga yang tidak diinginkan. Lalu lingkungan keluarga yang tidak mendukung, masalah ekonomi atau keuangan karena beberapa orang tua tidak bekerja atau penghasilan menurun karena Covid-19.

"Serta adanya pola asuh otoriter, keras, dan tradisional sehingga membuat mahasiswa tertekan," jelasnya.

Sementara pada faktor sosial, mahasiswa misalnya tidak dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga merasa kesepian terisolasi dan tertekan. Kemudian mengalami perasaan bosan di rumah terus-menerus dan kurangnya komunikasi dengan orang lain.

Untuk membantu permasalahan yang dihadapi oleh mahasiswa, Ari menyebutkan, beberapa tips yang bisa dilakukan oleh dosen penasihat akademik. Menurut Ari, mahasiswa pada dasarnya hanya ingin didengar oleh orang. "Terkadang dengan kita menjadi pendengar si mahasiswa yang sedang melakukan konseling bisa menemukan permasalahannya sendiri," kata Ari.

Pada masalah mahasiswa junior, dosen penasihat akademik harus mampu menjaga rahasia. Dosen perlu memanfaatkan jaringan pertemanan dan memperkuat hubungan remaja dengan menyelami dunia remaja. Salah satunya dengan mencari tahu tren remaja terkait bahasa gaul dan media sosial.

Sementara untuk mahasiswa tingkat akhir atau senior, dosen pembimbing akademik harus menggali informasi seperti masalah yang dihadapi. Kemudian mencari tahu sejarah, dan psikososial (latar belakang keluarga dan peristiwa siginifikan). Dosen pembimbing akademik diharapkan memiliki pengetahuan dalam berbagai bidang, terutama masalah pernikahan dan pengasuh.

Mahasiswa Pascasarjana UB, Andi Hartik berpendapat, pembelajaran daring sebenarnya memiliki sisi untung dan rugi tersendiri. Sisi untung dapat dirasakan oleh mahasiswa yang sambil bekerja. "Kuliah daring menguntungkan karena kuliah bisa di mana saja," ungkap pria asal Madura ini kepada Republika, Senin (23/8).

Di sisi lain, kuliah daring kurang mampu membangun ikatan emosi yang utuh antara dosen dan mahasiswa. Padahal aspek ini penting dibentuk agar transfer ilmu bisa berjalan maksimal. Dengan ikatan emosional yang kuat, pemahaman keilmuan bisa tersampaikan dengan baik kepada mahasiswa.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement