REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Sejalan dengan upaya Bea Cukai untuk mengoptimalkan pelayanan pada stakeholder, dilaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan National Logistic Ecosystem (NLE) di Pelabuhan Tanjung Emas pada Kamis (26/08) lalu.
Hadir pada kesempatan ini, Sahat Manaor Panggabean, Staf Ahli Bidang Manajemen Konektivitas Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi, serta Agus Sudarmadi, Kalakhar tim NLE untuk memastikan proses pembangunan dan mempersiapkan pelaksanaan sistem NLE pada 10 pelabuhan yang akan menjadi lokasi implementasi program ini.
Kepala Kantor Bea Cukai Tanjung Emas, Anton Martin mengungkapkan, pihaknya mendukung implementasi NLE pada pelabuhan Tanjung Emas,. Salah satu langkah yang telah dilakukan adalah menjadi pionir pada pilotting SSM Joint Inspection Pabean-Karantina sejak bulan Maret 2020 lalu.
Anton juga menambahkan bahwa Bea Cukai Tanjung Emas bersinergi dengan Balai Karantina Pertanian Semarang, bersama mengupayakan untuk menjadikan Pelabuhan Tanjung Emas sebagai pintu masuk dan keluar holtikultura guna mendukung komoditi unggulan daerah di Jawa Tengah untuk diekspor.
Selain itu, Bea Cukai Tanjung Emas juga secara aktif laksanakan penguatan NLE melalui asistensi kepada DPC Organda Angkutan Khusus Pelabuhan Tanjung Emas. Anton menjelaskan bahwa kegiatan ini dilaksanakan untuk mengasistensi program Platform Trucking Online, dengan tujuan menekan biaya logistic, dan meningkatkan performa logistik di Pelabuhan Tanjung Emas.
"Semoga hadirnya NLE ini, dapat mengurai kompleksitas ketersediaan track and trace guna kemudahan akses layanan logistik, serta akan menghasilkan output unggulan untuk kegiatan ekspor ataupun impor melalui Pelabuhan Tanjung Emas," pungkas Anton.