REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dr Dodik Tugasworo SpS mengimbau masyarakat berusia produktif di Indonesia untuk mewaspadai penyakit strok. Serangannya dapat berisiko membuat masa depan suram (madesu).
"Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 13,7 juta jiwa penduduk dunia terserang kasus strok baru per tahun," kata dia saat menyampaikan keterangan pers terkait Hari Strok Sedunia yang diikuti dari Youtube Kemenkes RI, di Jakarta, Kamis.
Dodik mengatakan, satu dari empat penduduk yang berusia 25 tahun akan mengalami strok. Setiap tahun, 60 persen dari seluruh kasus strok dialami penduduk usia yang kurang 70 tahun atau usia yang produktif.
Menurut Dodik, serangan strok pada usia muda membutuhkan waktu pemulihan yang cukup panjang. Itu artinya, strok mengancam keberlangsungan karier di masa depan.
"Masih muda sudah madesu," kata dokter dari Rumah Sakit Columbia Asia Semarang itu.
Dodik mengatakan, sesuai petunjuk WHO pada 1970, strok dikenal sebagai gangguan pembuluh darah di otak yang terjadi secara tiba-tiba. Strok dapat terjadi karena sumbatan maupun pendarahan.
Namun, pada 2013, American Heart Association/American Stroke Association (AHA-ASA) memberi pengertian lain tentang strok. Kondisi itu meliputi kematian sel otak, medulla spinalis, dan retina yang disebabkan oleh iskemia maupun perdarahan yang dibuktikan dengan pencitraan atau rontgen.
"Gejalanya bertahan lebih dari 24 jam atau sampai kematian atau kecacatan," katanya.