REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menyantap mi merupakan kebiasaan lazim bagi sebagian besar masyarakat ibu kota. Hidangan itu tersedia di berbagai lokasi, mulai dari kedai street food hingga di restoran mewah.
Kevindra Soemantri dari Feastin' Indonesia mengatakan, tidak ada patokan mengenai mi yang lezat dan enak. Pasalnya, hal itu kembali ke selera masing-masing orang, yang bisa jadi berbeda satu sama lain.
Akan tetapi, ada kriteria mengenai bagaimana mi dihidangkan. Misalnya, tekstur mi, berbagai jenis taburan di hidangan, suhu, kaldu, minyak, dan sebagainya. Penikmat kuliner bisa menjajalnya sendiri dan memastikan mana yang cocok dengan seleranya.
"Jangan terlalu dikasih macam-macam dulu seperti saus dan sebagainya. Cicipi dulu rasa asli dari mi," ujar penggagas peta kuliner Jakarta Noodles Map itu. Dia juga menyarankan agar makan mi bersama keluarga atau teman sehingga lebih menyenangkan.
Food influencer Prawnche yang merupakan penggemar mi berpendapat bahwa hidangan tersebut sangat universal. Ada banyak varian dan menu mi yang cocok dengan selera banyak orang.
Dia sendiri tidak terpaku pada satu cita rasa. Dia menyukai beragam mi, baik dengan rasa manis, gurih, dominan asin, hingga asam. Yang terpenting, menurut Prawnche, mi harus disantap saat masih panas.
"Tekstur mi juga penting, secara personal enggak suka mi yang teksturnya lembek. Kalau rasa suka yang medok (pekat) dan cocok sama yang topping-nya banyak," kata Prawnche membagikan cara menikmati mi ala dirinya.