REPUBLIKA.CO.ID, -- Oleh Nurul Izza Darmawan, Mahasiswi IPB Jurusan Biokimia Angkatan 2018
Judul: Kincir Waktu 1
Penulis: Akmal Nasery Basral
Penerbit: Mahaka Publishing (imprint Republika Penerbit), Nov 2021
Tebal: xiv + 574 halaman
SATU hal yang selalu bikin saya excited setiap baca novel karya Akmal Nasery Basral adalah selalu bisa mempelajari banyak hal baru! Novel Kincir Waktu 1 ini contohnya. Selain jadi tahu nama-nama warna dalam Bahasa Indonesia yang awalnya asing di telinga, seperti nilakandi, cemani, atau merah kesumba, saya juga jadi lebih memahami cara kerja dunia jurnalistik dan dinamikanya. Sebuah hal baru bagi seorang mahasiswi ilmu biokimia. And that's what makes this book really interesting and unputdownable!
Kincir Waktu 1 terinspirasi dari kerusuhan 1998 di negeri kita serta kasus pemalsuan dokumen imigran ilegal Indonesia di Amerika Serikat. Sebuah cerita tragis tentang tragedi yang menimpa perempuan-perempuan Cina-Indonesia, membuat ngeri sekaligus menjadi pengingat bagi kami--generasi belum lahir saat peristiwa itu terjadi--untuk mengambil pelajaran sehingga hal serupa tidak terulang di masa depan. Dikisahkan pula soal tokoh-tokoh di balik kejadian tersebut, dan usaha-usaha untuk mengungkap melalui investigasi seorang jurnalsi bernama Wikan Larasati, wartawati majalah berita Dimensi.
Novel ini Seri Wikan Larasati pertama yang saya baca, tapi langsung ngefans berat dengan Wikan yang fearless, resilient, dan super tough. Meski banyak referensi dari trilogi Imperia—hasil investigasi Wikan pada novel-novel sebelumnya--tetapi sangat mudah diikuti khususnya bagi yang belum pernah membaca karena adanya catatan kaki dan beberapa cuplikan penting yang sangat membantu memahami konteks cerita secara keseluruhan.
Banyak sekali hal yang begitu membekas di pikiran saya setelah selesai membaca Kincir Waktu. Deskripsi kota-kota di AS dan tempat-tempat bersejarah yang menjadi bagian cerita membuat saya ingin sekali bisa menginap di Marriott Marquis barang satu malam untuk bisa merasakan sensasi investigasi yang dilakukan Wikan Larasati!
Selain itu tokoh-tokoh lain dari novel ini seperti si kembar Jad dan Fir Tionang, Jenderal Zoelini, Frans Tjouw, dan seterusnya, membuat kisah ini sangat terasa twists and turns-nya. Bagian yang paling saya suka adalah ketika di antara proses investigasi, Wikan Larasati sempat menonton salah satu episode The Big Bang Theory, salah satu serial favorit saya sepanjang masa!
Kebahagiaan saya bertambah karena bisa menghadiri langsung peluncuran novel ini di ajang Indonesia International Book Fair 2021 pada 10 Desember lalu di Jakarta Convention Centre. Saya setuju dengan pendapat Fachry Ali, pakar sosial politik yang menjadi pembahas pada acara launching, yang menyatakan bahwa novel ini harus secepatnya diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris karena bisa digunakan oleh Kementerian Luar Negeri sebagai alat diplomasi internasional.
Kincir Waktu 1 adalah novel yang sangat saya rekomendasikan untuk dibaca kepada siapa pun yang sangat mencintai negeri ini. Sebuah novel yang menyenangkan dibaca dan mencerahkan. Tidak sabar untuk menunggu kelanjutan petualangan Wikan Larasati di Kincir Waktu 2 yang menurut jadwal akan dirilis pada bulan Mei 2022.
***