Mata Rabi'ah Di bawah jubah bulan yang mengantuk, seekor burung api menuliskan lafaz cinta di udara tanpa pena, tanpa suara, hanya guratan cahaya yang tak bisa ditangkap waktu. Rabi’ah duduk di atas gurun yang melengkung, di tengah kepala seekor unta yang sedang tidur dalam mimpi. Tangannya bukan tangan melainkan dua ranting doa yang membakar jiwanya sendiri. Ia menyiram neraka dengan air mawar, dan menutup pintu...
Berita Terkait
Berita Lainnya