REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jepang merevisi jadwal rencana eksplorasi ruang angkasanya. Jepang berencana untuk menempatkan orang Jepang di bulan pada paruh kedua tahun 2020-an.
"Ruang angkasa bukan hanya perbatasan yang memberi harapan dan impian kepada orang-orang, tetapi juga memberikan landasan penting bagi masyarakat ekonomi kita sehubungan dengan keamanan ekonomi kita," Perdana Menteri Fumio Kishida, dikutip dari Reuters, Rabu (29/12).
Menurut rancangan jadwal rencana tersebut, Jepang bertujuan untuk menempatkan orang non-Amerika pertama di bulan sebagai bagian dari program Artemis, sebuah inisiatif yang dipimpin Amerika Serikat yang bertujuan untuk mengembalikan astronot ke bulan. Rencana tersebut juga menjabarkan aspirasi Jepang untuk meluncurkan penyelidikan untuk menjelajahi Mars pada 2024, serta menemukan cara untuk menghasilkan listrik tenaga surya di luar angkasa.
China juga bertujuan untuk menjadi kekuatan luar angkasa utama pada tahun 2030. China juga berencana untuk menempatkan astronot di bulan, meningkatkan prospek perlombaan di sektor penjelajahan ruang angkasa Asia.
Pada bulan Mei, China menjadi negara kedua yang menempatkan penjelajah di Mars, dua tahun setelah mendaratkan pesawat ruang angkasa pertama di sisi jauh bulan. Pengumuman Jepang tentang target eksplorasi ruang angkasa datang seminggu setelah miliarder Jepang Yusaku Maezawa kembali ke bumi setelah menghabiskan 12 hari di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), menjadi turis luar angkasa pertama yang melakukan perjalanan ke ISS dalam lebih dari satu dekade.