Kamis 06 Jan 2022 13:54 WIB

WHO Peringatkan Infeksi Omicron Bukan Pilek Biasa

WHO mengingatkan masyarakat dunia untuk tidak menganggap enteng infeksi omicron.

Rep: Puti Almas/ Red: Reiny Dwinanda
Infeksi SARS-CoV-2 varian omicron tak bisa dianggap enteng sebagai common cold alias pilek biasa, menurut WHO.
Foto:

Swaminathan menjelaskan, penting bagi setiap negara memiliki sistem untuk menguji, memberi saran, dan memantau sejumlah besar pasien Covid-19. Hal ini karena lonjakan kasus dapat terjadi secara tiba-tiba dan dalam jumlah besar.

Petugas darurat senior WHO Cathrine Smallwood mengatakan, peningkatan kasus Covid-19 varian omicron di seluruh dunia berisiko memunculkan varian baru SARS-CoV-2 yang lebih berbahaya. Saat ini, omicron telah menjadi varian dominan di sejumlah negara.

photo
Beda gejala infeksi varian omicron dan delta. - (Republika)

"Semakin banyak omicron menyebar, semakin banyak transmisi dan replikasi, semakin besar kemungkinan untuk memunculkan varian baru," kata Smallwood dalam sebuah pernyataan pada Selasa (4/1/2022).

 

Smallwood mengatakan, kendati kemungkinan berisiko lebih kecil dibandingkan varian delta, omicron tetap berpotensi menyebabkan kematian. Namun, tak ada yang dapat menebak tentang apa yang bisa dimunculkan varian terbaru Covid-19.

Dalam keterangannya terdahulu, Dr Mike Ryan selaku direktur program kedaruratan kesehatan WHO, mengatakan, varian omicron berlipat ganda setiap dua hari atau kurang di Inggris. Selama sepekan, menurut Ryan, jumlah kasus yang sebenarnya dapat meningkat delapan atau 10 kali lipat. Itulah yang dikhawatirkannya.

"Jika Anda memiliki 100 ribu kasus hari ini, akan ada 200 ribu kasus dalam waktu dua hari, lalu kemudian menjadi 400 ribu dua hari berikutnya, dan bertambah jadi 800 ribu dua hari setelahnya," kata Ryan.

Per Selasa (4/1/2022), total kasus omicron di Indonesia telah mencapai 254. Temuan pertama infeksi omicron diumumkan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pada 16 Desember 2021.

"Dari jumlah tersebut, 239 kasus merupakan pelaku perjalanan internasional (imported case) dan 15 kasus merupakan transmisi lokal," ungkap Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Siti Nadia Tarmizi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement