Rabu 12 Jan 2022 19:13 WIB

Yuk, Saksikan Venus Saat Fajar 13 Januari 2022

Venus dapat dilihat sejak akhir fajar bahari selama 25 menit hingga Matahari terbit.

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Mengamati planet Venus (ilustrasi).
Foto: republika
Mengamati planet Venus (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti di Pusat Riset Antariksa Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang mengatakan, ketampakan pertama Venus saat fajar dapat disaksikan pada 13 Januari 2022.

"Setelah konjungsi inferior Venus pada 9 Januari 2022, Venus dapat disaksikan pertama kalinya pada 13 Januari sejak akhir fajar bahari selama 25 menit hingga Matahari terbit," kata Andi dalam keterangan tertulis di laman resmi Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa BRIN di Jakarta, Rabu (12/1/2022).

Baca Juga

Andi menuturkan, Venus dapat disaksikan dari arah Timur dekat konstelasi Sagitarius dengan kecerlangan -4,32. Ketampakan Venus saat fajar berlangsung selama delapan bulan 12 hari dan berakhir pada 25 September 2022. Setelah itu, Venus tidak dapat diamati kembali sampai terjadinya konjungsi superior dan baru dapat disaksikan kembali pada 14 November 2022 saat senja.

Pada 14 Januari 2022, terjadi fenomena astronomis berupa Nadir Ka'bah atau Matahari di atas Antipode Ka'bah. Nadir Ka'bah terjadi ketika Matahari berada tepat di nadir (titik terbawah) saat tengah malam bagi pengamat yang berlokasi di Ka'bah.

Karena bentuk Bumi yang bulat, maka Matahari akan berada tepat di atas titik antipode Ka'bah (titik yang terletak di belahan Bumi yang berlawanan terhadap Ka'bah) ketika tengah hari, sehingga ujung bayangan Matahari yang mengalami pagi, siang dan sore akan mengarah ke kiblat.

Fenomena tersebut berlangsung dua kali dalam setahun. Untuk tahun 2022, terjadi pada 14 Januari pukul 00.29.30 Waktu Arab Saudi atau 06.29.30 WIT dan terjadi kembali pada 29 November pukul 00.08.45 Waktu Arab Saudi atau 06.08.45 WIT.

Penggunaan Nadir Ka'bah dalam meluruskan arah kiblat hanya dapat digunakan bagi wilayah ketika Matahari berada di atas ufuk, yakni Provinsi Maluku (kecuali Pulau Buru), Papua Barat, Papua, Timor Leste (kecuali distrik Oecussi), Papua Nugini, Selandia Baru, sebagian besar Australia, negara-negara di Oseania, Amerika Serikat, sebagian besar Kanada, Amerika Tengah dan Amerika Selatan.

Pengukuran dapat dilakukan 40 menit sebelum dan sesudah waktu yang ditentukan dengan toleransi 0,5 menit jika cuaca kurang mendukung.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement