Kamis 27 Jan 2022 06:30 WIB

Serial Layangan Putus Ciptakan Dampak pada Kehidupan Masyarakat, Apa Positif-Negatifnya?

Cuplikan serial orisinal WeTV, Layangan Putus, banyak dibagikan di media sosial.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Reiny Dwinanda
Aktor Reza Rahadian menjadi pemeran karakter Aris di serial orisinal WeTV, Layangan Putus.
Foto: WeTV
Aktor Reza Rahadian menjadi pemeran karakter Aris di serial orisinal WeTV, Layangan Putus.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Dosen sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Luluk Dwi Kumalasari, mengatakan, viralnya serial Layangan Putus membawa beberapa dampak dalam kehidupan masyarakat. Popularitas serial orisinal WeTV ini tak hanya memengaruhi kalangan dewasa tetapi juga anak-anak.

Menurut Luluk, terpaparnya anak-anak terhadap konten Layangan Putus dapat berdampak negatif bagi pola pikir mereka. Anak-anak jadi mengenal perselingkuhan, perceraian, dan ketidakharmonisan pada keluarga.

Baca Juga

"Anak-anak mengenal hal tersebut di usia yang masih sangat muda," kata Luluk dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Rabu (26/1/2022).

Sebenarnya, penayangan Layangan Putus di sarana konten berbayar dan rating penonton berusia 17 tahun ke atas telah membuat anak tak mudah mengaksesnya. Namun, viralnya cuplikan film tersebut di beberapa media sosial membuat anak-anak menjadi terpapar.

Melihat hal tersebut, menurut Luluk, orang tua harus memberikan pemahaman lebih kepada anak terkait perselingkuhan maupun perceraian. Selain itu, orang tua juga bisa turut melakukan pembatasan konten dengan menggunakan fitur TikTok Kids.

Luluk juga memaparkan dampak lain yang menerpa masyarakat setelah viralnya serial tersebut. Salah satunya ialah kekhawatiran bahwa pasangan akan melakukan perselingkuhan seperti yang diceritakan dalam film.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement