Sabtu 29 Jan 2022 16:24 WIB

Sudah tak Bergejala tetapi PCR Masih Positif, Sudah Bebas Covid-19 Belum?

Tidak sedikit pasien Covid-19 sudah tidak bergejala masih memiliki hasil PCR positif.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Tidak sedikit pasien Covid-19 sudah tidak bergejala masih memiliki hasil PCR positif.
Foto: REPUBLIKA
Tidak sedikit pasien Covid-19 sudah tidak bergejala masih memiliki hasil PCR positif.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam beberapa kasus, ada kalanya pasien covid-19 yang sudah melalui masa karantina dan sembuh dari gejala masih dinyatakan positif ketika di tes. Lalu, kapan pasien dinyatakan bebas Covid-19?

Menurut saintis sekaligus Dekan School of Health Sciences and Practice di New York Medical College, Robert Amler, hal itu akan bergantung pada beberapa faktor dan bagian terpenting adalah tes apa yang digunakan. Ada dua jenis tes utama Covid-19 yang dapat digunakan untuk mendeteksi infeksi aktif.

Baca Juga

Pertama tes antigen, sering disebut tes cepat, dapat dengan cepat mendeteksi protein virus yang disebut antigen. Kedua tes molekuler, seperti tes polymerase chain reaction (PCR) yang mendeteksi potongan materi genetik virus dan dianalisis di laboratorium.

"Yang perlu dipahami adalah kedua tes ini tidak mengukur seberapa banyak virus yang mungkin ada di tubuh atau seberapa menularnya Anda," kata Amler seperti dilansir dari laman Very Well Health, Sabtu (29/1/2022).

Kedua tes ini, bagaimanapun, memiliki sensitivitas yang berbeda. Sensitivitas menunjukkan seberapa besar kemungkinan tes untuk mendeteksi suatu kondisi ketika itu benar-benar ada pada pasien. Tes dengan sensitivitas tinggi cenderung menghasilkan negatif palsu.

Tes PCR lebih sensitif, dan mampu mendeteksi keberadaan virus lebih dini. Tetapi PCR juga dapat mendeteksi keberadaan Covid-19 jauh melewati titik ketika itu menular.

"Kami menemukan bahwa setelah seseorang pulih dari gejala apa pun, kami kadang-kadang dapat mendeteksi tingkat RNA yang sangat rendah, yang merupakan target tes PCR hingga 12 minggu," kata Alan Wells, direktur medis dari Laboratorium Klinis Pittsburgh University. 

Sementara itu, berdasar tinjauan CDC terhadap 113 penelitian, Covid-19 hanya menular mulai dari dua hingga tiga hari sebelum timbulnya gejala hingga delapan hari setelahnya. Itulah mengapa CDC merekomendasikan agar pasien dibebaskan dari segala jenis tes pengawasan PCR selama 90 hari setelah tes positif.

Adapun tes rapid antigen tingkat sensitivitasnya lebih rendah. Tetapi seseorang mungkin masih akan dites positif selama enam atau tujuh hari setelah mereka tidak lagi memiliki gejala. Jadi, jika Anda mendapatkan hasil positif pada tes, tidak ada gunanya melakukan tes lebih lanjut.

"Departemen kesehatan mengatakan jika Anda dites positif, jangan terus melakukan tes berulang kali untuk mencari tes negatif. Setiap tes positif adalah hasil positif, jadi Anda hanya akan membuang-buang alat tes yang langka," kata Amler.

Waktu yang tepat untuk melakukan tes ulang adalah jika tes Anda negatif setelah kontak dengan seseorang yang terinfeksi virus atau jika Anda memiliki gejala. Perlu waktu bagi virus untuk membangun ke tingkat yang dapat dideteksi.

"Anda disarankan melakulan tes ulang pada hari ketiga dan kelima atau hari keempat dan enam setelah kontak, hanya untuk memastikan Anda negatif," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement