Senin 21 Feb 2022 00:12 WIB

Reinfeksi Omicron Perburuk Gejala Long Covid?

Banyak pasien long Covid yang khawatir akan mengalami reinfeksi akibat varian Omicron

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Andi Nur Aminah
Urutan gejala long Covid-19 (ilustrasi).
Foto:

Sejak kemunculan varian Omicron, kasus reinfeksi tampak semakin umum. Hal ini didukung oleh laporan yang telah dipublikasikan oleh Inggris. Dalam laporan ini, reinfeksi diklasifikasikan sebagai kasus infeksi Covid-19 baru yang terjadi dalam kurun waktu lebih dari 90 hari sejak infeksi sebelumnya.

Per 6 Februari 2022, Inggris mencatat ada 14,5 juta kasus infeksi baru dan sekitar 620 ribu kasus reinfeksi. Bila dibandingkan, ada satu kasus reinfeksi untuk setiap 24 kasus infeksi baru.

Lebih dari setengah kasus reinfeksi tersebut dilaporkan sejak 1 Desember 2021. Hal ini menunjukkan bahwa risiko reinfeksi meningkat karena varian Omicron, seperti dilansir Channel News Asia.

Meski digadang sebagai varian yang lebih ringan, belum ada bukti yang menunjukkan bahwa Omicron tidak menyebabkan long Covid. Tingkat keberatan gejala Covid-19 juga tak bisa menjadi patokan apakah seseorang akan mengalami long Covid atau tidak.

"Long Covid bisa terjadi, apapun varian virus yang terjadi. Tak ada bukti apakah ada perbedaan antara Delta, Beta, atau sekarang Omicron," pungkas ahli penyakit menular Amerika Serikat Dr Anthony Fauci, seperti dilansir Healthline.

Studi sebelumnya memprediksi ada sekitar 30 persen pasien Covid-19 yang mengalami long Covid. Studi juga menemukan bahwa satu dari tujuh anak dan orang muda masih mengalami gejala 15 pekan setelah infeksi pertama.

Beberapa ahli meyakini kejadian long Covid terkait varian Omicron mungkin akan lebih rendah. Alasannya, Omicron tampak tidak menyebabkan peningkatan penanda inflamasi yang tinggi atau persisten dalam tubuh selama infeksi.

"Infeksi Omicron lebih ringan dibandingkan apa yang terjadi pada varian lain atau strain original, kita akan memprediksi proporsi kasus long Covid akan lebih rendah dengan Omicron," jelas ahli virologi Andrew Catchpole DPhil dari hVIVO.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement